Humor Bikin Insyaf
Apa jadinya kalo seorang kyai
ikutan main togel, menang lagi? Ha… ha… ha… Seneng dong dapet uang. Bener gak?
Ada gak ya, kyai yang ikutan main togel? Pasti ada. Ini dia kisahnya… mau tahu isinya apa? Baca aja. Buku ini penuh dengan humor (atau lebih pasnya kita sebut parodi aja kali ye… soalnya kyai di buku ini tingkahnya aneh-aneh) nyeleneh.
Kyai di buku ini seneng banget ma yang namanya salam tempel. Tau gak salam tempel? Itu tuh yang disalami gak lepas-lepas, nempel terusss… lengket kayak lagi pacaran.
Pokoknya, baca buku ini bikin kita insyaf, deh, menjaga diri dari hal-hal buruk yang dikerjain kyai kita ini. Trus ada juga sih hal baik yang bisa kita ikutin dari prilaku kyai ini. Pandai-pandai aja memilihnya ye…
Salam buat semua kyai, mohon maaf bila ada yang menyinggung, tidak bermaksud ke situ kok. Buku ini Cuma Humor Doangan.
[Penulis: Abdillah F. Hasan]
MimPi memang bisa menjadi kenyataan, bisa juga menjadi ilham atau firasat, atau
hanya kembangnya tidur. Kata Nabi,
mimpi jelek datangnya dari setan, mimpi baik
datangnya dari Allah. Makanya kalau mau tidur
nabi memerintahkan untuk berdoa dulu, di
antara-nya membaca surat an-Nas, al-Falaq dan
al-Ikhlas. Dengan membaca surat-surat itu, yang
bersangkutan akan terpelihara dari sesuatu 'yang
nggak-nggak'.
Suatu hari, kyai Kadzab bermimpi aneh. Antara
bahagia dan susah. Entah ini datangnya dari Allah
atau dari setan. Kalau dari Allah ... kayaknya
nggak, deh. Kalau dari setan, mung-kin ya. Kyai
menang togel, tembus sampai ekornya, dapat 5
juta. Bayangkan! Tapi kyai tahu kalau uarig itu
adalah haram. Singkatnya, kyai menjadi dilematis
menyikapi uang tersebut, antara diterima atau
disedekahkan. Kalau diterima, dosa. Kalau
disedekahkan semua, je1as eman. Dalam kondisi
begitu, sese-orang yang bersurban, berjanggut
panjang dan berjubah datang menghampiri,
"Uang itu halal bagimu."
Kyai langsung mendebat, "Audzubillahiminasyaithanirrajim.
Pergi kau,• hai setan yang
terkutuk! Itu uang haram!" .
Namun orang bersurban itu menyanggah,
"Tidak, itu uang halal karena kamu tidak
KKN,"
"Tidak, tetap haram!"
"Lho, terus kenapa kamu pasang nomor?"
"Iseng aja," jawab kyai.
"Iseng kemudian menghasilkan rejeki, itu
namanya halal."
"Tidak, haram!" tegas kyai.
"Halal!"
"Haram!"
Tiba-tiba kyai terjaga. Berkali-kali matanya
diusap, uang hasil togel tak nampak lagi di
deparinya. Namun sekejap kyai ingat hutang-nya
pada tetangga yang sudah menumpuk. Buru-buru
kyai menyematkan selimut dan menutup matanya
lalu berujar,
"Baiklah kalau begitu, uang itu halal."
Kenalan Tak Terduga•
dalam syariat, seorang musafir diberi banyak kelonggaran, termasuk saat menjalankan
shalat. Bisa di-jamak atau di-qashar.
Diqashar artinya diringkas, empat rakaat menjadi
dua rakaat. Sedangkan jarnak, dilakukan pada satu
waktu. Shalat ashar bisa dijamak pada saat dhuhur
at au sebaliknya. Ini namanya ruqsah, yaitu
kemudahan yang diberikan pad a seseorang karena
perjalanan jauh atau suatu sebab yang tidak normal,
misalnya dokter yang harus melakukan
operasi kepada pasien yang diperkirakan
memakan waktu hingga bergantinya jam shalat.
Suatu hari, Kyai Kadzab pergi keluar desa. Dia
melakukan perjalanan panjang naik kereta api
untuk bersilaturahmi ke rumah temannya di
Surabaya, ternan main kelereng semasa kecil yang
sekarang sudah rnenjadi pengusaha besar. Dari
desa berangkat pukul 9 pagi dan tiba di tujuan
pukul 2 sore. Karena tidak ingin ketinggalan
shalat dhuhur, kyai cepat-cepat rnelakukannya di
sekitar stasiun dengan sis tern qashar.
Sayangnya, rnushalla di stasiun rarnai dengan
orang shalat. Full, sarnpai kalau rnasuk pun harus
berdesak-desakan. Mengarnbil air wudhu pun
harus antre. Sepuluh rnenit kemudian kyai selesai
wudhu dan rnengarnbil shaf paling belakang. Di
shaf belakang banyak perernpuan dan laki-Iaki
. mondar-rnandir rnencari ternpat. Saat kyai sedang
shalat, tiba-tiba tangannya rnenjulur untuk
rnenghalau orang di depannya. lni perlu dilakukan,
sebab menurut syar'i, lewat di depan orang
shalat itu dilarang. Seorang perempaun cantik
yang kebetulan lewat malah tersenyum malu
sambil menjulurkan tangan juga.
"Nama saya, Rina ... " katanya endel. Kyai pun
agak kikuk.
"Nih cewek kece amat, dilarang lewat malah
kenalan, tapi lumayanlah!" katanya dalam hati.
Pandangan Melotot
Indonesia adalah negara yang kaya raya, terutama dalam hal sumber daya alamnya. Dan
yang tak kalah menarik adalah keanekaragaman
budaya yang sering mengundang decak kagum
para wisatawan mancanegara. Walaupun jumlah
propinsi yang tersebar di nusantara (yang
diketahui) berjumlah 33 propinsi, namun jangan
tanya tentang jumlah budaya yang telah terukir
lama sejak nenek moyang. J umlahnya bisa ribuan.
Pada sore hari, di lapangan desa ada pagelaran
untuk memperingati bulan sura. Beberapa acara
dihelat termasuk tari-tarian. Tari yang disuguhkan
adalah tari Jaipong. Penarinya pun masih mudamuda
dan oke. Ini juga bagian dari budaya bangsa
yang nyaris tenggelam belakangan ini. Kyai
Kadzab kebetulan melihat acara itu sampai
menjelang selesai. Tak disangka, di depannya ada
anak muda yang melihat si penarinya dengan
pandangan berbeda. Di sebelahnya ada orang tua
yang menonton dengan tatapan beringas. "Pasti
yang dilihat bukan tariannya, tapi penarinya!" kat a
ibu-ibu gemas. Tiba-tiba anak muda itu nyeletuk.
"Pak tua, kalau melihat jangan melotot gitu ...
dosa loh!" katanya.
Si orang tua juga tak mau ketingalan, "Kamu
juga melotot gitu kok, kamu juga dosa, tau!"
timpalnya tegas.
Kyai yang ada di belakang mereka tiba-tiba
berujar sedikit lantang, "Untung saya nggak
melotot, jadi nggak dosa!"
Akihat Gratisan
Olah raga renang adalah olah raga yang sangat baik untuk kesehatan. Di jaman
nabi, olah raga ini sangat dianjurkan. Bagi
yang bisa berenang, manfaatnya juga tidak sedikit.
Barangkali kalau jatuh ke sumur tidak tenggelam,
atau ketika naik perahu terbalik bisa menyelamatkan
diri. Barangkali karena itulah sekarang banyak
dibuka kolam renang. Lokasinya tidak saja di
perkotaan tapi juga di pedesaan.
Belum lama ini di des a tempat tinggal kyai
Kadzab dibuka pemandian bernama RIVER.
Penduduk sangat antusias. menyambutnya. Sehari
dibuka langsung banyak yang antre.• Di awal
pembukaan, pihak pemilik kolam memakai dua
sistem mas uk, yaitu dengan sitem Gratis dan
Bayar Murah. Warga desa banyak masuk dengan
Kyai Menang Togel 17 _
rnernilih sis tern Bayar Murah, hanya dipungut
seribu rupiah. Narnun berbeda dengan Kyai
Kadzab yang lebih senang gratisan. "M. urnpung
tidak bayar," celotehnya.
Ketika rnasuk rnelalui pintu gratis, ternyata ...
ternbus ke rawa-rawa (bukan pernandian).
"Kurang ajar!" urnpat sang kyai gerarn.
Tidur Terganggu
Dalam pandangan medis, tubuh memiliki keterbatasan. Artinya tidak bisa dipakai
semaunya atau non-stop untuk beraktivitas.
Ibarat mesin motor yang dipakai selama 24
non-stop, bisa ancur. Kalau mesin saja bisa ancur,
apalagi tubuh yang sarat dengan kelemahan.
Jangan melihat badan superman atau gatot kaca
. di pewayangan, otot kawat balung wesi, semua
hanyalah pepesan kosong.
Makanya perlu jeda at au istirahat yang cukup
untuk memulihkan stamina. Itulah yang
dilakukan kyai Kadzab agar tetap bugar. Setiap
hari harus istirahat, setelah dhuhur mulai jam 12
sampai mendekati ashar, jam 3 sore. Setelah itu.
mandi. Namun malang untuk hari Minggu itu,
ternyata di sebelah rumahnya banyak bapak-
bapak berlomba main kelereng dan kuda lumping.
Suasanapun ramai dan ribut. Dalam kondisi
seperti itu, siapa saja pasti akan merasa terganggu.
"Kurang asem! Siang-siang waktunya tidur eh
malah diganggu," kesahnya. Kyai kemudian mikir,
bagaimana orang-orang ini bisa bubar tanpa harus
memarahi mereka.
"Aku punya ide,» katanya lagi.
Beberapa saat kemudian kyai keluar dan
berteriak. "Bapak-bapak, mau subsidi beras
nggak?" Kontan teriakan itu membuat acara
lomba sedikit terganggu.
"Mau, ky al' .. ..., ,, ten. ak b e be rapa orang.
"Itu di desa GANJUR ada pembagian beras
murah. Pergilah ke sana."
Tiba-tiba mereka berhamburan lari menuju
desa itu. Beberapa saat setelah berada kembali di
kamarnya, kyai,juga mikir, "Jangan-jangan benar
di sana ada beras murah," katanya dalam hati.
Tanpa basi-basi -kyai pun beranjak menuju desa
GANJUR.
Tergoda Pujian
SUdah menja di hal yang sunnah ketika
seseorang melakukan wirid (dzikir) setelah
selesai melakukan shalat fardu. Wirid adalah
ibadah yang bernilai mulia, dapat menghilangkan
dosa dan membersihkan hati yang kotor. Menurut
Abu Qasim al Qusyairi, dzikir adalah lam bang
kewalian. Dzikir laksana jiwa dari amal, kelebihan
dan keutamaannya tidaklah terbatas. Bahkan
menurut sahabat Abdullah bin Abbas r.a., tidak
ada udzur untuk berdzikir bagi hamba Allah
kecuali berubah akal.
Wirid bisa dilakukan dengan cara mensucikan
Allah, memuji-Nya, beristi gfar, ataupun
bershalawat. Tidak biasanya, kyai Kadzab yang
sehabis shalat plencing, tiba-tiba duduk lama di
tempat shalatnya semula. Sambi! membawa tasbih
Kyai Menang Togel 21 _
di tangannya, kyai melantunkan kalimat tauhid.
Wiridnya cukup lama, sekitar satu jam lebih lima
menit. Ada beberapa orang yang dari tadi
memperhatikan tingkah laku sang kyai dengan
seksama. "Orang itu benar-benar bertakwa!" kata
salah satunya.
"Orang itu khusyuk sekali," kata jamaah yang
lain.
"Benar, wiridnya saja sampai lama begitu�� Mana
bisa hal itu dilakukan oleh orang awam seperti
kita," timpal yang satunya lagi.
Perbincangan itu ternyata didengar kyai.
"Memang, saya kan seorang uiama, harus bertakwa,
»batin kyai. Karena tidak tahan mendengar
pujian yang terus-menerus menderanya, tiba-tiba
kyai m enghentikan wiridnya dan langsung
berujar, "Hoe ....! ! Kalian pun harus tahu ... saya
juga sedekah banyak hari ini, loh ... » katanya
bangga.
Dewan Yang Hebat
Namanya saja wakil rakyat. Artinya, orang yang dapat rnewakili kepentingan rakyat.
Itu teorinya. Praktiknya? Sekarang sulit
diternukan catatan sejarah wakil rakyat yang
benar-benar asli berjuang untuk rakyat . Kalau
. tidak berjuang untuk rakyat, jangan dikatakan
wakil rakyat. Sebut saja wakil tuyul (apa boleh,
ya?).Kalaupun ada, toh hanya segelintir. Mernang
awalnya sebelurn jadi wakil rakyat, rnereka ada
yangsok rnerakyat. Datang ke wilayah terpencil
ngasih beras, rnernberi kaos gratis, ngasih rni
instan sarna onde-onde. Bahkan kalau ada
karnpaye, yang hadir dikasih uang buat beli nasi
bungkus atau transport. Tapi jangan lupa dengan
slogan, "Pilihlah saya," seperti yang ada di AFInya
Indosiar at au Indonesian Idol punya rcti..
Malahan mereka berjanji, kalau terpilih rakyat
bakal hidup enak, SPP sekolah gratis, kesehatan
gratis, buruh bakal sejahtera, guru bakal mendapat
tanda jasa dan macam-macamlah. Tapi apa iya?
Alih-alih hidup makmur, rakyat semakin tidak
terurus. Sementara sang wakil rakyat sendiri,
ngelencer ke luar negeri, gaji minta naik, fasilitas
kerja minta mewah, mobil minta yang bagus dan
masih ban yak lagi. Ketika ada pleno di senayan
membahas UU Pornografi, seorang ternan yang
berada di rumah kyai Kadzab menyaksikan sidang
itu di depan kamera TV.
"Saya punya ternan anggota parlemen di
daerah. Benar-benar hebat," katanya.
"Apa maksudmu?" tanya kyai Kadzab yang
duduk di sampingnya, agak heran. "Apa sih yang
dihebatkan oleh wakil rakyat yang katanya
terhormat itu."
"Bagaimana tidak he bat, dia hanya tutup mulut
satu jam dapat_ uang saku."
"Ah, itu belum seberapa ... " timpal Kyai
Kadzab, "Saya buka mulut dua jam saat mengisi
pengajian di balai des a tidak dapat apa apa, kok."
Berubah Wujud
Riba atau istilah J awa-nya renten, di zaman
apapun-mulai zaman batu bertuah, batu
akik, es batu sampai tukang batu-tidak
pernah membawa kebaikan dan kemakmuran
ekonomi. Praktik riba sebenarnya sudah lama
merayap pada umat terdahulu, dan mengalami
puncaknya pada mas a jahiliah. Pada masa ini, yang
kaya menindas yang miskin dengan cara
meminjami uang dengan pengembaJian berlipat.
Kalau pinjam seratus ribu, mengembalikan harus
jauh di atas itu.
Tradisi buruk seperti itu dilarang dalam Islam.
Tidak ada kemakmuran ekonomi yang dldapatkan
jika praktik riba masih budaya hidup. J angankan
di desa, di kota-kota pun yang namanya renten
atau riba malah menjadi-jadi. Anehnya, yang
melakukan perbuatan rent en ini juga banyak dari
kalangan umat muslim. Masya Allah!
Gudo adalah eueu Mbah Genee yang gemar
mengembang-biakkan uang. Sebagai muslim yang
sudah lama mengaji pada kyai populer, rasanya
sangat janggal kalau mbahnya nyantai-nyantai di
rumah, duduk-duduk sambiI roko'an, minum
kopi, tidur bangun tanpa kerja keras tapi uangnya
melimpah. Selidik punya selidik, ternyata
mbahnya itu sudah. jadi rentenir sejak puluhan
t'ahun
Dasar ini mengadukan kejanggalan itu kepada
kyai Kadzab, guru ngajinya.
Gudo: "Pak Kyai, mbah saya itu aneh ... "
Kyai Kadzab: "Hus, mbahnya sendiri dibilang
aneh, apanya yang aneh?"
Gudo: "Benar kyai, saya nggak ngeeap. Masak
hanya tidur-tiduran, uangnya segudang!"
Kyai: "Jangan suudzan, barangkali dapat
hadiah."
Gudo: "Bukan hadiah, tapi uang haram."
Kyai K adzab: "MasyaAllah, sarna mbahnya
sendiri kok tega."
Gudo: "Saya melihat dengan mata kepala
sendiri kyai, mbah saya itu sering meminjami uang
tetangga tapi mbaliknya dua kali lipat pinjaman."
Ktai Kadzab: "Lahaula walakuwwata illa hillah,
dosa besar itu!"
Gudo: "Saya sudah bilang ke mbah."
Kyai Kadzab: "Bagaimana bilangnya?"
26 Humor Bikin Insyaf
Gude: "Saya bilang, 'Mbah, menurut kyai para
rentenir itu akan diu bah wajahnya di neraka
. seperu cecurut. , "
Kyai Kadzab: "Benar, terus?"
Gude: "Eh malah mbah saya nggak percaya."
Kyai Kadzab: "Lalu ngemeng apa lagi?"
Gude: "Mbah saya justru bilang;�� 'Yang kayak
cecurut itu kyaimu, bukan mbahmu'!'"
Kyai Kadzab: « #$%@ A. "
Penyakit tua
hari itu bertepatan dengan tanggal 17
Agustus, hari kemerdekaan RI. Banyak
kegiatan yang dilakukan di desa tempat
kyai Kadzab tinggal. Semuanya dilakukan untuk
menyemarakkan hari bersejarah itu. Ada lomba
kelereng, makan cabe, lari di atas air, berdiri di
atas bara api (kalau begini bisa gosong), panjat
tembok (betapa susahnya!), mengelupas kelapa
pakai gigi (bisa ompong, nih!), sampai dengan
lomba meramal nasib. Namun, sejenak suasana
jadi tegang. Seorang kakek tua dan pikun tibatiba
marah-marah. Penduduk yang melihat berniat
menangkapnya ramai-ramai, sebab dianggap
mengganggu ketenteraman warga. Bagaimana
tidak, perlombaan sudah dipersiapkan, tiba-tiba
si kakek berteriak-teriak seperti orang kemasukan
makhluk ghaib. Pembicaranyaapun dinilai aneh.
"Istri tidak tahu diri, awas kamu!!" Kalimat in.!
terlontar berkali-kali dari mulutnya tanpa sebab.
Kyai Kadzab yang menyaksikan, langsung
mendekati lalu bertanya, "Ada: apa dengan Anda?"
"Saya stres, Pak! Istri saya sudah tidak cinta
lagi sarna saya!" Kyai lantas membawa orang itu
ke pos kamling terdekat, disaksikan puluhan
pasang mata penduduk.
"Apa masalahnya?" tanya kyai lagi ..
"Istri saya kurang ajar, Pak. Masak saya
dibilang pikun. Makanya saya ingin menceraikan
dia!" katanya bersungut-sungui.
"Astagfirullah, suami sendiri dibilang pikun.
Lalu ke mana istrimu sekarang?"
"Istri yang mana, Pak?" jawab kakek tua itu
tanpa bersalah.
"Dasar. .. memang pikun!" kata kyai dalam
hati.
Hidup Sederhana
Siapa yang mau hidup miskin? Kalau
pertanyaan ini dilontarkan pada seratus or
ang, mungkin yang menjawab hanya
segelintir, itupun kalau ada. Bahkan, nggak ada
kali ya ... ? Namun kalau diberi hidup penuh
kenikmatan, sering orang lupa diri. Senangnya
foya-foya, menghabiskan duit tanpa banyak amal.
Membangun villa, membeli Mercedes Benz dan
macam-macamlah.
Seorang artis datang bertandang ke rumah kyai
Kadzab menceritakan perihal istrinya yang
pemboros namun sudah bertaubat.
"Alhamdulillah, kyai ... istri saya sekarang
hidup sederhana, tidak lagi bergaya hidup
mewah."
"Kalau berdandan?" tanya Kyai
"Ya biasa saja, rnake-upnya tidak te bal,
pokoknya enak dilihat.»
"Kalau rnakan?"
"Cukup nasi sarna ikan laut, tidak selalu ke
restoran rnahal."
"Alharndulillah kalau begitu, ngornongngornong
sejak kapan istrirnu berubah?"
"Ya. .. sejak dia belajar 53 di Prancis, di sana
beli apartemen sendiri, sampai punya kapal pesiar
pribadi."
"ltu sihsami mawon!" kata kyai sambi} gelenggeleng
kepala.
Dosa Besar
Minggu pagi, kyai Kadzab lagi jalan-jalan Omenuju taman kabupaten. Itung-itung
gerak badan sedikit-sedikit. Sudah tiga
bulan ini Kyai Kadzab tidak pergi ke taman
kabupaten. Di sana memang ada perkembangan
yang cukup pesat, ada lampu-Iampu hias berwarna
warni. PKL di sekitar kantor pemerintahan pun
nampak teratur, tidak lagi semrawut seperti .
sebelumnya. Namun betapa kagetnya saat melihat
dua orang berkelamin beda lagi pacaran.
'J4stagfirullah!" batin kyai Kadzab. Matanya diusap
sekali masih nampak jelas, diusap dua kali masih
tidak berubah gambarnya. Sampai tiga kali, eh ...
ternyata benar kalau yang dilihat itu adalah
santrinya sendiri. Dengan tergopoh-gopoh kyai
mendekati mereka.
32 Humor Bikin Insyaf _
"Hei, LAHAB! Kamu itu bagaimana, pacaran
di depan umum, apa nggak malu?!" katanya agak
marah. "Malu itu sebagian dari iman, tau!"
"Kyai, saya ini lagi refreshing. Masak orang
refresing dilarang. Nih kenalin," kat a 'Lahab'
sambil menyodorkan tangan gebetannya. Melihat
cewek yang cantiknya bukan kepalang itu, kyai
tidak mampu menepis, tangannya pun mengulur
berkenalan.
"Bagaimana, kyai, cantik nggak ... ?" tanya
Lahab. K yai hanya menelan ludah sambi!
membatin, "Ha-ah, cantik gile / /" Kyai kemudian . . .
menasehati lahab dengan bijak. "Lahab, berduaan
dengan yang bukan muhrim itu tidak baik,
temannya setan. Apalagi kalau sampai hamil, bisa
bahaya dan dosa besar!"
"Itu kalau hamil, wong saya pacaran tidak
sampai menghamili kok, berarti dosanya kecil."
kata Lahab tanpa beban. Kyai heran sambil ngibrit
pergi.
Ongkos Haji
Banyak fadhilah yang menginstruksikan tentang keutamaan berhaji. Dalam
Tanbihul Ghafilin oleh Abu Laits Assamarqandhi,
1999, dijelaskan: "Allah akan
mengganti kesalahan mereka dengan kebaikan
dan membersihkan dosa seperti dilahirkannya
mereka dari perut ibu mereka."
Nabi Musa dalam salah satu wahyunya menukilkan
bahwa balasan bagi muslimin yang berhaji
adalah mereka diberi hak untuk mensyafaati
tetangga dan sanak saudaranya (Diriwayatkan
U mar bin Abdul Aziz). N abi Muhammad bahkan
menjanjikan adanya balasan surga bagi jamaah
yang menjadi haji mabrur. Di zaman Umar bin
Khattab, orang yang mampu dan tidak berhaji
akan dikenaijizyah karen a mereka dianggap bukan .
34 Humor Bikin Insyaf _
dari kalangan muslimin. Hal ini juga pernah
disampaikan Nabi dalam hadis yang diriwayatkan
at Turmudzi. Nabi bersabda, "Barangsispa yang
memiliki bekal atau kesempatan yang dapat
menyampaikan dia hingga ke sana (naik haji ke
Baitullah) namun dia tidak mau naik haji,
ingatlah ... di akan mati dalam keadaan Yahudi
atau Nasrani."
Tulisan itu terpampang jelas dalam sebuah
buletin agama di masjid agung kabupaten.
Kebetulan kyai Kadzab shalat di sana. Setelah
membacanya, kyai berkeinginan kuat untuk
melaksanakan ibadah haji ya-ng kedua kali.
Maklum, ibadah haji yang dilakukan ketika dia
duduk di SD karena orang tuanya jadi TKI di Arab
Saudi, telah berlalu. Nyaris tidak ingat lagi. CCPasti
banyak perkembangan dan perubahan di kota
Mekah, " batinnya. Kyai ingin bernostalgia dengan
mengunjungi kembali Baitullah yang suci itu. Di
sana pahala shalat berbanding 100.000 dengan
masjid biasa. Kyai juga sedikit teringat bagaimana
indahnya Raudah, kemudian kemegahan masjid
Nabawi. Segarnya minuman air zam zam .
Indahnya Jabal Uhud, serta panorama gurun di
Arab yang sangat memikat dan menakjubkan.
Namun bagaimana dengan biayanya?
"Mudah-mudahan ada cukup biaya untuk itu,"
harapnya. Beberapa hari kemudian dia ngobrol
dengan tetangganya yang tahun ini akan
berangkat ke sana. Kyai ingin tahu besarnya DAU
(bukan Dana Abadi Umat, tapi DanA Untuk
haji).• Dan matanya terbelalak saat mengetahui
nominal yang harus dikeluarkan,
"Apa? 25 juta?!" pekik Kyai sambil memelototkan
matanya (untung nggak lepas)."Apa tidak
bisa kurang sedikit, misalnya 10 juta atau 15 juta,
gitu?"
"Memang setiap tahun ada kenaikan Ongkos
Naik Haji (ONH), tahun sebelumnya hanya 22
juta." jelas tetangganya.
.
"Kalau setiap tahun selalu naik, jangan-jangan
korupsinya juga akan naik," timpal kyai
mengurungkan diri.
Takut Dihohongi
Ramal meramal memang bukan barang baru
dalam masyarakat kita. Apalagi di tengah
zaman miring sekarang ini. Mau usahanya
Iaris datang ke peramaI, mau dapat jodoh ke
peramaI, mau dapat kerja datang ke peramaI.
Seolah-olah peramal itu Tuhan (bukan hantu).
Makanya peramal sekarang Iaris manis,I agi naik
daun (apa riggak jatuh). Banyak dijumpai diiklan
surat kabar,p ara peramal dapat melakukan ini dan
itu sesuai dengan pesanan pelangganya. Bahkan
banyak yang memakai atribut kyai loh ....
Rupanya, kyai Kadzab juga ikut-ikutan mengiklankan
diri. Senin dimuat di koran,S elasanya
sudah ada yang datang. Seorang pebisnis
keturunana Arab mengadukan masalahnya.
"Sejak usaha bangkrut,ane praktis tidak
memiliki mitra bisnis," katanya.
"Kalau begitu sabar saja;" tutur kyai
menenangkart.
"Sebenarnya ada ternan yang mau menolong,
tapi ane sudah tidak percaya lagi sarna semua orang,
takut dibohongi!"
"Tidak boleh suudzan dulu."
"J angankan ternan, dengan sahabat dekat pun
ane sudah tidak percaya lagi," kata si pebisnis, kali
ini dengan sedikit jengkel.
"Takut dibohongi?"
"Iya, usaha ane bangrut karena dibohongi orang."
"Agar tidak lagi dibohongi, ente baca amalan
ini," saran kyai seraya memberi kertas bertulis
huruf Arab plontos (gundul).
Tiba-tiba si pebisnis menolak pemberian kyai
lalu berkata,
"Itulah masalahnya, dengan entepun ane takut
bohongi!" (rupanya pebisnis satu ini benar-benar
amat stres, sampai-sampai dengan kyai pun ogah).
Tanya
Menjelang awal bulan Muharam, Kyai Kadzab pergi berziarah ke makam Wali
Sanga. Enaknya, kyai berangkat tanpa
mengeluarkan uang sepeserpun karena dia
didaulat menjadi pemandunya. "Ini adalah tour
yang bernilai ibadah," katanya pada seorang
jamaah.
Setelah beberapa lama, tibalah rombongan di
makam sunan Kudus. Karena letaknya tidak jauh
dari masjid agung, kyai bercerita panjang lebar.
"lni adalah masjid agung yang sangat bersejarah
karena dibangun oleh seorang wali Allah
yaitu kanjeng Sunan Kudus. Beliau termasuk salah
seorang walisanga yang menyebarkan agama Islam
di pulau Jawa. Di Surabaya terdapat masjid
Ampe! yang dibangun Sunan Ampe!. Di Gresik
Kyai Menang Togel 39 _
ada masjid yang dibangun Sunan Maulanan Malik
Ibrahim. Lalu siapa kira-kira yang membangun
masjid agung di Cirebon?
"Tidak tahu kyai, memangnya siapa?" tutur
jamaah serempak
"Loh, saya nanya kok malah ditanya," jawab
kyai.
Konsisten itu
AstaghJirullahal'adzhiim," keluh istri kyai Kadzab. Pagi-pagi benar dia sudah ban gun
dan membaca koran di teras rumah.
Kepalanya gedeg seperti orang sedang tripping, -
menandakan keheranan yang am at sangat.
'54.staghJirullahal'adzhiim," keluhnya lagi Kali ini
tangannya mengambil segelas teh hangat yang
siap diminum. Tak henti-hentinya si istri
beristighfar memohon ampun, padahal dia tidak
bersalah. Lantas siapa yang bersalah? Kyai yang
barusan bangun dari tidur, kemudian shalat subuh
jam 5. Padahal matahari hampir siap menyingsing.
Setelah shalat kemudian menuju ruang tamu.
"Masya Allah . . . !" Kyai terkejut. Dia melihat
istrinya kok gedeg terus, '54.pa kerasukan fin?"
. pikirnya. Setapak demi setapak tubuhnya
mendekat ke arah istrinya.
"Ada apa, Bu, kok gedeg kayak orang nggak
beres?" tanyanya.
"Memang nggak beres, Pak."
"Jangan aneh-aneh, Bu."
"Nggak aneh, Pak, memang sudah keterlauan
sekali."
"Apanya yang keterlaluan?"
"Lihat ini," kata istrinya sambi! menujukkan
berita tentang wakil rakyat di head line sebuah
koran nasional. "Masak anggota dewan itu
sukanya piknik keluar negeri! Apa mereka kurang
kerjaan? Sementara banyak orang miskin yang
nggak keurus. Enak aja mereka ngelencer pakai
uang rakyat. Kalau begini rakyat yang jadi
korban!"
"Biarlah, Bu ... ngapain kit a mengurusi urusan
orang," jawab kyai yang nampaknya tidak mood
membicarakan masalah politik.
"Mereka berarti tidak konsisten memenuhi
janji-janjinya saat kampanye dulu, Pak!" sungut
istrinya.
"Konsistensinyaitu justru karena mereka tidak
pernah konsisten itu," jelas kyai santai.
Aborsi
Perkembangan zaman yang liberal,
mengakibatkan banyak sektor kehidupan
mengalami perubahan. Nilai-nilai moral
pun menjadi tereduksi. Pergaulan bebas semakin
menampakkan kebuasannya. Freesex dan kawin
pra-nikah bukan lagi barang langka, namun sudah
menjadi berita keseharian. Yang paling parah
terkena getahnya jelas kaum hawa. Tak jarang
aborsi menjadi jalan utama agar mereka tidak
menangung malu di mata masyarakat. Karena itu,
perlu perangkat aturan agar legalisasi penghilangan
nyawa pada janin tidak semakin meningkat.
Pada saat diundang di sebuah sekolah SMA,
kyai Kadzab mendapat pertanyaan seputar
kehamilan. Seorang siswi bertanya, "Bagaimana,
kyai, hukumnya cewek yang menggugurkan
kandungan karena belum siap berumah tangga?"
Kyai menjawab, "Ada beberapa versi ulama.
Pertama, aborsi itu dilarang kareIia sarna saja
.membunuh manusia. Ini termasuk pendapat
imam al-Ghazali. Sedang ulama yang lain
berpendapat bahwa aborsi boleh dilakukan
sepanjang medis membolehkan demi keselamatan
nyawa si ibu."
"Untuk yang satu ini menurut pendapat ulama
siapa?" tanya siswi lain tiba-tiba.
"Kalau ini pendapat saya," jawab kyai serius.
ilmu Terawang
SekaliPun sudah berumur, namun seman gatya
untuk mencari ilmu luar biasa. Walaupun
sudah digelari penduduk sebagai orang yang
ahli agama, namun tidak melunturkan niatnya
untuk tetap berguru. Kali ini yang dicari adalah
ilmu terawangan. Sejenis ilmu ghaib yang dapat
melihat sesuatu yang tidak tampak dalam
pandangan orang awam, namun terlihat jelas bagi
mereka yang menguasai ilmunya.
Sudah dua bulan ini kyai Kadzab ngelmu pada
seorang syaikh yang terkenal di luar J awa,
namanya Syaikh Manun. Muridnya seribu orang.
Istrinya satu di desa, di luar desa ada dua, di luar
pulau ada dua. Totalnya ada lima. Kyai Kadzab
tertarik pada ilmu terawangan karen a ingin
melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang
kebanyakan.
Sudah sebulan lebih kyai puasa putih. Makan .
serba putih. Pakaian harus putih. Kulit harus
putih, kalau masih hitam harus dicat putih. Ini
sudah syarat! Setelah melewati 40 hari, kyai
menghadap sang Syaikh.
Syaikh: "Kamu sudah melewati fese sulit dalam
ritual yang saya berikan, bagaimana hasilnya?"
Kyai : "Semua itu berkat petunjuk guru."
Syaikh: "Ritual itu sangat sulit dilalui karena
hanya seribu satu yang dapat melakukannya."
Kyai: "Kalau begitu saya termasuk orang yang
beruntung."
Sykeh: "Lalu Bagaimana hasil tirakatmu
menjelang 40 harinya?"
Kyai: "Ada peristiwa aneh yang saya alami,
guru. Peristiwa yang sungguh menakjubkan."
Syaikh: "Coba ceritakan."
Kyai: "Sepetti yang dikatakan guru, jika ritual
ini berhasil maka pelakunya dapat melihat sesuatu
yang tidak clapat dilihat orang awam. Itu juga
terjadi pada diri saya."
S yal" kh: ....."&~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt; "
Kyai: "Saya dapat melihat buah kelapa laksana
wanita cantik yang sedang tidur. Kalau melihat
buah pepaya bagai melihat seorang putri yang .
sedang menari. Kalau melihat buah anggur seperti
dayang-dayan sedang bermain."
Syaikh: "Bagus sekali, itu masih melihat buahbuahan,
bagaimana kalau melihat manusia seperti
kamu melihat saya?"
Kyai: "Itu yang saya tidak mengerti, guru " . . ..
Syaikh: "Tidak mengerti bagaimana?"
Kyai: "Saya ... kalau melihat guru malah seperti .
melihat budeng!"
Semangat Kemerdekaan
Saat memperingati proklamasi 17 Agustus,
yai Kadzab memberi ceramah kemerdekaan.
Sudah puluhan tahun bangsa Indonesia
dijajah. Oleh Belanda 350 tahun dan Jepang 3,5
tahun. Bukan waktu yang pendek, bisa sampai 5
generasi. Di depan podium kyai bersiap menyampaikan
wejangannya disambut pekikan merdeka
penduduk.
"Sudah menjadi catatan tertulis bahwa kemerdekaan
yang kita raih saat ini tidak lepas dari
pengorbanan para pahlawan yang amat tinggi.
Mereka rela meneteskan darah demi ibu pertiwinya,
meninggalkan sanak saooara, merelakan harta
benda bahkan nyawa sekalipun .. . . »
"Merdeka!" pekik penduduk bersemangat.
"Inilah yang menjadi bekal bagi kita sebagai
penerus bangsa untuk meneladani semangat
mereka yang tidak pernah lekang oleh waktu.
Bahkan tanda jasa pun tidak akan seimbang bila
disandingkan dengan kegigihan mereka melawan
penjajah ... "
"Merdeka ... !!" sahut penduduk penuh gairah.
"Memang perjuangan kita bukan lagi bertempur
melawan tank-tank musuh dan bombardir
senapan atau born-born meriam yang menakutkan,
namun perjuangan kita saat ini beralih pada
semangat untuk membawa negeri ini menuju
kejayaan. Walaupun berbagai peritiwa yang kelam
menjangkit belakangan ini, mulai dari busung
lapar, wabah penyakit, bencana alam, disintegrasi
wilayah serta problema sosial lain yang belum
terselesaikan, namun perjuangan harus tetap
dilakukan."
"Merdeka!" kata penduduk serentak.
"Hidup di dunia hanya sekali, kit a gunakan
waktu ini untuk membangun negeri."
"Meredeka .. ! I" teriak penduduk garang.
"Buat apa hidup untuk bersenang-senang saja,
kita pasti mati, termasuk saya .... "
"Merdeka ... !!!" potong penduduk antusias.
Goyang Dangdut
����
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dihormati daiam Islam. Ada banyak
fadhilah di dalamnya, termasuk berkah,
rahmat, pengampunan dosa hingga pembebasan
dari neraka. Bahkan setan-setan tiarap di neraka
karena dibelenggu, tidak bisa menggoda anak
Adam. Banyak penduduk yang semula ogah shalat
mulai rajin ke masjid. Tempat-tempat maksiat juga
banyak yang tutup.
Warung-warung yang menjual miras akhirnya
juga "membredel" sementara barang dagangannya.
Kegiatan ibadah mengalami peningkatan.
Tadarus, shalat tarawih, pengajian, sampai pada
pernihakan. Yang terakhir ini memang agak
jarang. Tapi itupun waktu yang sangat baik karena
mengandung nilai ibadah.
Pada saat itu, kyai Kadzab senang bukan main.
Dia diundang mengisi ceramah masalah nikah
benepatan dengan bulan ramadhan.
"Pahalanya berlipat," katanya. Namun, tibatiba
muncu! kekehawatiran yang tidak beralasan.
Sebab pada acara walimah tersebut ada acara orkes
dangdut yang diadakan pihak mempelai. Kyai
nampaknya kurang setuju, namun tetap saja tidak
bisa berbuat apa-apa karena dia hanya undangan.
Tepat pukul 9 malam, ceramah selesai dan .
dilanjutkan dengan nyanyain dangdut yang
dibawakan oleh Inem. Pakaiannya memang tidak
terbuka, tapi ketat. Mungkin super ketat. Para
undangan pun meringsek mendekati podium
sambi! berjoget mengikuti irama lagu. Kyai hanya
berucap, "AstaghJirullahal'adzhiim,»
Pengunjung lain yang duduk di sampingnya
agak heran. "Kenapa kyai?" tanyanya
"Masak bulan Ramadhan yang penuh berkah
diisi dengan acara joget-jogetan!" jelas kyai.
"Hanya untuk hiburan, kyai, kan nggap apaapa
... "
"Tapi penyanyinya itu loh ... "
"Kenapa kyai?"
"Pakiannya mengundang gairah, mungkin itu
yang membuat anak-anak muda ikutan goyang . . ."
"Itu sudah lumrah kyai, namanya saja anak
muda." -
"Bukan begitu, aku yang pakai surban begini
pingin goyang juga kok. ... "
Santri Porno•
Ternyata, pornoaksi tidak saja melegenda di
. kalangan orang-orang seperti mereka yang
.. bergulat dengan dunia malam.
"Yang namanya porno itu merlekat pada semua
lapisan masyarakat, " kata Pak Porn, seorang
budayawan yang terkenal pedas mengkritik realita
eksotisme yang berkembang pesat akhir-akhir ini.
Dalam dunia pesantren pun pornoaksi pernah
diekspose lewat buku -buku yang berkesan.
Misalnya, In The Name of Sex, kesan yangmungkin
membuat-kalangan muslim gelenggeleng.
Masak aksi begituan sampai melebar
hingga di pesantren-pesantren. Tapi itulah realitas
jujur yang harus diakui. Tragedi ini juga dialami
santrinya kyai Kadzab.
Dulmuk adalah seorang santri bau kencur yang
baru delapan hari belajar mengaji. Sebagai orang
luar kota, rasanya sulit untuk bolak-balik dari kota
asalnya ke pondok. "Kalau sehari pulang-pergi
menghabiskan 10 ribu, sebulan sudah 300 ribu.
Bisa tidak makan seminggu," katanya. U ntuk
mensiasati itu, Dulmuk menginap di padepokan
kyai. Di sana selain dirinya juga ada beberapa
. . santri yang sudah tahunan bergurn. Sayang,
mereka termasuk santri mbeling. Sukanya berbuat
tak senonoh terhadap santri barn. Untuk pertama
kali, Dulmuk merasa' aneh dengan perlakuan
santri lainnya. Barn kali ini aksi itu dirasakan.
Sampai-sampai tempat tidurnya agak reot
ditumpangi tiga orang sekaligus. Beberapa hari
kemudian, Dulmuk memberanikan diri
mengadukan kepada kyai Kadzab.
"Kyai, saya tadi malam tidak bisa tidur," kata
Dulmuk sedih.
"Kenapa, apa banyak nyamuknya?" tanya kyai
Kadzab.
"Bukan, nyamuknya nggak ada kok, kyai ... "
"Apa karena kamu mikir orang tuamu di kota?"
"Bukan kyai, tapi ini masalah dengan santri lain
yang menginap di pondok."
"Kalau begitu ceritakan, kyaimu ini siap
membantu."
"Sejak masuk ke padepokan ini, setiap malam
saya susah tidur karena merasa digan'ggu temanteman."
"D'IpUkuI). "
"Bukan. Merasa dilecehkan, kyai."
"Dilecehkan bagaimana?"
.
"Diginikan, kyai .. ;" jelas Dulmuk sambil
mem peragakan gaya-gaya senam perut dan
pmggan g.
"Astaghfirullahal'adzhiim, masak seperti itu?"
uBener, kyai ... mereka meraba tubuh saya
sampai saya merasakan sesuatu yang agak aneh .
bin janggal."
USesuatu yang bagaimana?"
Sesuatu yang luar biasa, kyai, belum pernah
saya rasakan sebelumnya ... "
Ultu sih keenakan namanya," kata kyai tanpa
beban.
Kyai Politik
entah karena apa, tak ada angin tak ada hujan
tiba-tiba kyai Kadzab merasakan hasrat
enggelora dalam dadanya. Baru kali ini
berkecamuk ria tanpa sebab. Kyai ingin meniru
orang-orang yang telah berjuang merebut
kemerdekaan dulu kala. Namun sekarang tidak
ada lagi peperangan. Tidak ada lagi tank-tank
penjajah dan gempuran senapan otomatis
penjajah. Tidak ada lagi suara dentuman born yang
memekakkan telinga. Jadi bagaimana caranya
untuk menujukkan rasa nasionalisme itu?
Setelah banyak ngobrol dengan kalangan yang
ikut aktif menjadi pengurus partai poHtik, Kyai
nampaknya ingin ikut bergabung. "Rodee dalam
Introduction to Political Science, 1983, menegaskan
salah satu fundamen demokrasi adalah adanya
competingpolitical parties - partai-partai yang bersaing
guna memperjuangkan aspirasi golongannya
dengan mandiri, tidak disokong, tidak pula
ditekan oleh pemerintah. Johann Goodtfried
Herder menyebutnya sebagai kesetiaan pada
wilayah, bahasa, sejarah, religiusitas at au agama,
itulah bentuk nasionalisme saat ini, " komentar Mr
Bon salah satu pentolan DPP partai gurem saat
memberi penjelasan kepada kyai Kadzab.
"Jadi, kalau kita ingin berjuang membangun
negeri ini salah satunya adalah dengan ikut aktif
dalam partai politik?"
"Benar," jawab Mr Bon. Kyai Kadzab merasa
tenantang mendengar penjelasan itu. Selama ini
ia hanya berkiprah dalam dunia dakwah dan
merasa bidang itu masih belum cukup menunjukkan
rasa nasionalismenya. Buru-buru kyai pulang
dan menceritakan apa yang dideketahuinya
sekaligus meminta dukungan istri tercinta.
Kyai Kadzab: "Sebagai bentuk rasa
nasionalisme, aku ingin berpolitik, Bu."
Istri: "Apa nanti tetap bisa ngasih ceramah,
mengingat waktu Bapak sangat padat?"
Kyai Kadzab: "Gampang, bisa disesuaikan."
Istri: "Saya baca di koran kalau aktivitas politik•
itu rentan perbuatan kotor, Pak. Ada yang main
suap untuk memenangkan calon yang diusung
untuk jadi wakil rakyat. ��.
"
Kyai Kadzab: "Itu sudah tahu, tapi saya sebagai
kyai harus bisa mewarnai."
"'Tapi…”
Istri: "Maksud Bapak?"
Kyai Kadazab: "Saya akan berdakwah dari
dalam."
Istrinya: "Dari dalam organisasi?"
Kyai Kadzab: "Benar, saya akan meniru kyaikyai
yang sudah lama berkecimpung dalam dunia
politik dan tidak pernah tergiur dengan permainan
kotor partai."
Istrinya: . ya. .. apa a d a., ,,
Kyai Kadzab: "A, #&%$&@# A, "
Perempuan Gila
Pada saat pulang dari mengisi pengajian, di
perjalanan Kyai Kadzab berpapasan dengan
seorang perem puan berambut gimbal,
compang-camping dengan muka belepotan hitam.
Kyai hanya memandang aneh. Sedang perempuan
itu asyik bermain-main pasir dan batu. Sejenak
kyai merasa iba melihatnya, "Masak perempuan
ini gila?" pikirnya. Namun ternyata memang
benar-benar gila. Sambil mengangkat pasir dan
batu kerikil ke sana ke mari, perempuan itu
tertawa lepas.
"Mau ngapain, Bu?" tanya kyai tiba-tiba.
Yang ditanya pun menjawab, "Saya mau
memasak makanan. Ini da gingnya," kata
perempuan itu sambi! menujukkan keriki! yang
sedang dia pilah-pilah. "Dan ini kuahnya,"
tambahnya sambi! menunjuk pasir yang digenangi
aIr.
"Kalau sudah selesai di masak dan matang, saya
minta sed ikit, boleh?" tawar kyai. Sejenak
perempuan itu mengernyit, "Kamu gila, ya ...
masak kerikil sarna pasir mau dimakan?"
Kyai langsung pergi.
Tahu Takdir
Pada pertengahan abad 20 lalu, kabupaten di mana desa Kadzab tinggal, ramai isu tentang
jin yang bisa diperjual-belikan. Yang jelas,
jin bisa dimanfaatkan untuk aneka kebutuhan. Di
antaranya pagar rumah,' pagar perusahaan, pagar
badan dan pagar makan tan am an (maksudnya
untuk menceraikan suami istri).
Kyai Kadzab nampaknya melihat bisnis itu
sebagi berkah. "5iapa tahu dapat untung ratusan
juta, lumayan bisa beli kambing, " batinnya. Bisnis
itu memang menggiurkan. Satu jin anak umur
sepuluh tahun, dijual dengan harga 1 juta. Kalau
remaja biasanya 2 juta. Kecuali gadis remaja yang
cantik dan model, harganya bisa 10 juta sekali
pakai. Kalau jin bapak-bapak yang umurnya
ratusan tahun harganya di atas SO juta. Dan yang
sudah berumur di atas 500 tahun harganya bisa
100 juta lebih. Untuk yang terakhir ini adalah
buyutnya jin. . .
Isu dari mulut ke mulut ternyata efektif untuk
membuat berita yang nggak beres menjadi
menghebohkan. Kyai mulai bergerilya dengan
ngomong kalau dirinya bisa mencarikan jin yang
bisa dipakai ini dan itu. Didukung dengan embelembel
gelar Kyai di depan namanya, tenlyata
mudah untuk menarik minat massa. Buktinya,
baru sehari rumah kyai sudah dikunjungi beberapa
orang elit untuk bertransaksi. Salah satunya
dari konglomerat hitam yang bet-nama Harta.
Om Harta ini dikenal pengemplang uang
rakyat. Kedudukannya sebagai petinggi di bank,
mudah baginya untuk melakukan penyinipirigan.
Namun sejauh ini sulit dibuktikan karena terlalu
licin bagaikan belut. Untuk menjaga diri agar
aksinya selalu berhasil dan tidak terendus aparat,
dia meminta Kyai Kadzab memagari dirinya
dengan jin. Jin yang dipesan tidak main-main,
yaitu jin Bagdad yang sudah berumur 1000 tahun.
U ntuk jin ini, kyai meminta 100 juta. N amun Om
Harta hanya menawar 1 juta setengah.
"Baiklah, buat pelaris," kat a kyai meyakinkan .
. Untuk melancarkan aksinya, ada Pak Colon,
seorang makelar. Intinya, membuat wacana kalau
kyai benar-benar orang sakti mandra (nggak pakai
guna).
"Kyai Kadzab sudah diakui kehebatannya
menundukkan bangsa jin," jelas Pak Colon
berbasa-basi. Om Hana hanya menggut-manggut
saja.
"Saya sudah tahu kalau Anda adalah
konglomerat bermasalah,• jelas kyai, "Makanya
Anda datang ke mari.• Om Hana heran dari mana
kyai tabu kalau dirinya orang bermasalab. P.adahal
dia belum memperkenalkan diri. -Wuih, benarbenar
hebat ngerti sak durunge kedadean (tahu
sebelum kejadian)," batin Om Harta.
"Anda sudah lama dicari polisi," tambah kyai.
Dueng! Om Harta langsung ngaplo, Bagaimana
bisa tahu dia dicari polisi?
"Bagaimana dia bisa tahu?" bisik Om Harta di
hatinya. Melihat gelagat bingung, Pak Colon
-menimpali,
"Nggak usah kaget, Om. Kyai orangnya
mengetahui hal-hal ghaib, makanya dia tahu
keadaan Anda."
"Oh ... begitu ... " jawab Om Harta masih
dengan mulut menganga. Setelah penandatanganan
Mo U beres, Om Harta Mohon diri, painit
pulang. Namun ketika kakinya melangkah keluar
rumah, tiba-tiba kyai menghadang.
"Jangan.._pulang dulu, akan ada hujan lebat."
Benar, beberapa detik kemudian hujan turun
mengguyur. Om Harta tak habis pikir, apa yang
dikatakan kyai benar-benar manjur. Dia tahu
hujan akan tirun sebelum hujan itu terjadi. Om
Harta pun jadi penasaran.
"Pak Kyai, Anda benar-benar seorang yang
sakti. Anda mengetahui hal-hal yang belum
terjadi. Barusan Anda sudah tahu kalau akan turun
hujan lebat. Bagaim ana ilmu Anda bisa
menjangkau hal-hal di luar nalar seperti itu?"
Dengan gaya santai sambil memegang cerutu
di tangannya, Kyai membuka rahasia, "Sampeyan
(Anda) itu tolol amat, bagaimana tidak turun
hujan, sebelumnya awan sudah mendung?"
jawabnya.
Balada Pengemis
Saat sedang santai minum kopi di rumahnya,
kyai Kadzab membaca sebu ah harian
nasioanal. Saat membaca di halaman J awa
Timur, matanya terbelalak hebat. Sambil gedekgedek
kepala, kyai menamatkan deretan angkaangka
fantastis yang tidak mas uk akal. "Masak sepertlltu," gerutunya.
Kyai membaca kemiskinan di kota Surabaya
yang sudah di am bang kelewat batas. Di Surabaya
yang berpenduduk 3,5 juta lebih, yang kere
mendekati angka 25.0 ribu . Mereka ini"
kebutuhannya Senin-Kamis, ada yang sehari
makan sekali. Itu masih mending, ada yang sehari
makan, sehari absen.
Menurut Badan Pusat Statistik (2004),
masyarakat golongan ini adalah penduduk yang
berpenghasilan di bawah Rp 170.000 per bulan.
Menurut Badan Dunia, penduduk dengan
pendapatan di bawah 2 dolar AS per hari atau
540.000 per bulan, masih dikatakan miskin.
Artinya ada sekitar 67% penduduk Surabaya yang
tergolong miskin karena pendapatan per kapita
per bulan di bawah 300 ribu. Bahkan 23%nya
berpendapatan di bawah 150.000.
"Masya Allah!" kata Kyai keheranan. Pikirpikir
ingin hatinya membuktikan apakah benar
yang dlansir koran itu. Menjelangtahun barn, kyai
Kadzab sengaja pergi ke Surabaya. Selain plesir
juga ingin mengisi waktu luang sambil JJS (jalanjalan
santai) dengan familinya.
Saat walking di sebuah PIasa, matanya tak
berkedip sedikitpun. Hatinya panas. Bukan
karena jelalatan, tapi melihat pengemis di sekitar
pIasa yang kelaparan meminta uang. "Masak pIasa
segini megah di samping kanan kiri ada
pengemisnya! Pantas saja kalau di Surabaya
banyak warga miskin."
Tiba-tiba pengemis itu mengikuti kyai yang
sedang berjalan menuju pintu masuk pIasa. Si
pengemis rnpanya tahu diri kalau mangsanya orang
berduit, sebab dari penampilannya saja
perlente, piyama krem dipadu jins.
Pengemis: "Pak, minta uang seribu, Pak ... "
Kyai: "Maaf, nggak punya."
Pengemis: "Kalau begitu lima ratus aja,"
Kyai: "Maaf, tidak ada, Pak ... "
Kyai Menang Togel _ 65
Si Pengemis masih mengiba.
Pengemis: "Kalau begitu dua ratus lah, Pak ... "
Kyai: "Saya bilang tidak ada."
Pengemis: "Seratus saja, wis."
Kyai: " Tidak ada!"
Pengemis: "Kalau begitu. bapak lebih miskin
dari saya."
Kyai: "@#$!!!"
SepertiApa
����
Untuk memperingati !sra' Mi'raj, biasanya
kyai Kadzab mengisi pengajian di berbagai
asjid di daerahnya. Kemarin malam
mendapat undangan mengisi pengajian di rumah
Pak Sekdes. Betapa bahagianya. Sebab, kalau yang
mengundang pejabat desa, angpaonya lumayan
gede. Bisa umuk makan sebulan. Pada saat
pengajian dimulai, warga mendengarkan siraman
rohani yang diberikan kyai, bahkan ada yang
sampai tertidur karena ceramahnya cukup
. membingungkan dan bertele tele.
Isra' Mi'raj adalah peritiwa perjalanan
Rasulullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
dan diteruskan ke Sidratil Muntaha. Sayangnya,
ceramah kyai tidak membahas masalah itu. Malah
yang disampaikan adalah masalah tentang maut,
kengerian serta kedahsyatannya. Beberapa rnenit
setelahnya ada sesi dialog interaktif. Beberapa
warga bertanya,
Warga 1: "Setelah rnendengar cerarnah kyai,
saya tam bah takut sarna Gusti Pengeran. Apa
benar sisa kubur itu ada kyai?"
Kayai Kadzab: "Benar."
Warga 2: "Apa siksanya sarna dengan siksa
neraka?"
Kyai Kadzab: "Tidak sarna, di neraka lebih
dahsyat lagi."
Warga 3: "Kalau ada anak yang durhaka kepada
ibunya, apakah dia disiksa di
alarn kubur?"
Kyai Kadzab: "Mereka akan disiksa berdasakan
kadar keburukannya."
Warga 4: "Kalau orang di dunia suka rnabukrnabukan
juga akan disiksa?"
Kyai Kadzab: "Pasti!"
Warga 5: "Bagairnana beratnya siksaan itu
kyai?" (kebetulan yang tanya ini adalah pernabok
yang terkenal di desa).
Kyai Kadzab: "Percurna diberitahukan, toh pun
diberitahukan sarnpeyan (Anda) nggak akan tahu
karena belurn mati."
Tafsir Mimpi
Busyet," tiba-tiba Pak Kadung bangun dari tidurnya. Diusap matanya yang masih
merah itu berkali-kali sambil geleng
kepala. "Ada apa ini ya?" tanyanya pada diri
sendiri. login menceritakan apa yang dialaminya.
"Namun pada siapa?" Mimpi itu baru sekali ini
dialami dalam hidupnya. Begitu indah dan
menakjubkan, sampai-sampai sejak bangun tidur
hingga mandi pagi pun senyum Pak Kadung tidak
pernah surut merekah. lstrinya yang mengetahui
hal itu sampai ketakutan, jangan-jangan suaminya
telah kemasukan jin atau setan gundul. Namun
setelah beberapa saat melihat gelagat suaminya
yang wajar- wajar saja, istrinya tidak terlalu
menaruh curiga.
"Bapak ini pasti akan dapat hadiah besar dari
kantornya, dan tadi kok selalu mesem. Apa dapat
rejeki nomplok, ya?" sergah istrinya dalam hati
sedikit penasaran.
Setelah sarapan pagi, seperti biasanya Pak
Kadung berangkat kantor naik mobil. Sebagai
salah satu kontestan calon walikota, Pak Kadung
nampaknya tidak bisa santai. Selain orang
kantoran, dia sudah malang melintang melakukan
lobi ke beberapa partai politik dan orang-orang
populer supaya mendapatkan dukungan. Dan
ternyata, banyak parpol yang mendukungnya ...
Apalagi ditopang kondisi ekonomi keluarga Pak
Kadung yang cukup prestisius.
"Soal dana, nggak masalah." katanya tempo
hari saat rapat bersama beberapa DPD parpol
gurem. Selain mencari dukungan konsitutuen
parpol, Pak Kadung juga meminta restu kyai.
Tiba-tiba dia teringat mimpinya kemarin malam.
Dia ingin tahu apa tafsir mimpi itu. "Semoga saja
menjadi kenyataan," katanya bahagia. Kemudian
dikonsultasikannya mimpi itu kepada kyai
Kadzab yang kebetulan hari itu berada di
rumahnya untuk meminta tausiyah politik
"Begini, Pak kyai. Tadi malam saya barusan
mimpi heboh."
"Heboh bagaimana maksudmu?"
"Saya tidak pernah bermimpi seperti ini
sebelumnya."
"Bagaimana ceritanya?"
"Begini, tepatnya jamdua malam lebih sepuluh
menitan, saya bermimpi harapan saya terkabul,
saya terpilih menjadi walikota. Pada saat mimpi
itu saya memerintah dengan bijaksana, adil dan
tegas sehingga tidak ada lagi kesengsaraan. Rakyat
semuanya makmur. Tidak ada perjudian, tidak ada
pelacuran, tidak ada pungutan liar, tidak ada
pengangguran, tidak ada pengemis, tidak ada
korupsi, tidak ada banjir, tidak ada gubug liar,
tidak ada kejahatan dan perampokan ... pokoknya
semuanya sejahtera, sakinah mawaddah
warohmah! "
Mendegar itu sang kyai geleng-geleng sambi!
tersenyum. Melihat sikap kyai yang terkesan
takjub, Pak Kadung semakin gede rumongso,
jangan-jangan mimpinya jadi kenyataan.
"Bagaimana menurut kyai arti mimpi saya itu?"
''Artinya Anda benar-benar mimpi!" ucap sang
kyai singkat.
Anak Pintar?
t idak ada orang tua yang ingin anaknya jadi
maling, sekalipun bapaknya maling. Begitulah
adagium yang berkembang dalam masyarakat.
Kyai Kadzab nampaknya benar-benar
mentahami maksud adagium itu. Siapa tahu bisa
jadi seperti Anike N Bowaire, putri P apua
penyabet emas pad a lomba fisika dunia, The First
Step to Nobel Prize in Physics yang berpusat di
Warsawa, Polandia. Karena itu, sejak dini anaknya
yang kecil, Dedi bin Kadzab namanya, dimasukkan
pada sekolah yang bermutu disamping
bernuansa agama.
Kyai meyakini ungkapan salah seor ang
sahabatnya, bahwa anak kecil itu ibarat tanah yang
subur. Benih apa saja yang ditebarkan pasti akan
tumbuh. Artinya, jika anak sejak dini dibekali hal72
Humor Bikin Insyaf
hal yang baik maka dia akan terbiasa untuk
berbuat b
bercengkrama ria dengan anaknya itu.
"Tadi diajari apa di sekolah?" tanya kyai.
"Diajari hitung-hitungan, Bah," jawab
anaknya.
"Satu tambah lima berapa coba?"
"Enam, Bah!"
"Pintar, terus diajari apa lagi sarna Bu guru?"
"Diajari agama, katanya mencuri itu dosa."
Mendengar itu kyai semakin bangga,
harapannya mendidik Dedi bin Kadzab agar jadi
anak shaleh tidak bertepuk sebelah tangan.
"Kalau misalnya di kelasmu tiba-tiba kamu
menemukan uang sepuluh ribu, apa yang akan
kamu lakukan?"
"Jelas tidak akan Dedi masukkan ke kantong
eelana, Bah!"
"Bagus, itu perbuatan terpuji ... itu baru anak
Abah! Lalu kamu apakan?"
"Dedi belikan es krim, Bah!"
Nah loh!
Ultah Tanpa Lilin
Pada tahun 1996-an, nama kyai Kadzab
sempat populer karena kedekatannya
. dengan pejabat negara. Namun seiring
dengan tumbangnya Orde Baru, namanya pun
semakin redup. Di era Orba, ada pejabat tinggi
(mungkin sangat tinggi) yang selalu sowan ke
rumahnya. "Siapa yang nggak senang kalau ada
pejabat datang ke rumah dan ngasih oleh-oleh,»
begitu ceritanya.
Pada tahun 1998, rezim Orba mengalami
eliminasi. Terjadi reformasi total di segala bidang
kehidupan mulai dari sektor politik, ekonomi,
sosial-budaya bahkan pertahanan dan keamanan.
Sektor sektor yang tertutup seperti kebebasan
berpendapat dan berkumpul yang semula dibatasi,
akhirnya terbuka lebar. Mahasiswa sudah tidak
keder lagi kalau demo. Periggulingan rezim itu
mengakibatkan rakyat semakin paham bahwa
selama ini banyak hak-hak takyat yang terpasung
karena ulah tangan besi rezim berkuasa.
Setelah terguling, penyelidikan mulai dilakukan.
Pejabat yang dianggap korup diperiksa
maraton. Rakyat mengharap pejabat tersebut
dihukum berat atas dosa-dosanya. Namun
harapan itu tidak semuanya terkabul, di antaranya
karena dalih kemanusiaan, karena sudah tua, at au
karena alas an sakit sehingga pemeriksaan
diberhentikan, istilahnya di SP).
Belakangan ini, Kutang, salah seorang pejabat
negara, namanya tampak muncul di media massa.
Ia bahkan mengadakan syukuran dalam acara
ultahnya. Media cetak dan elektronik ramai
meliput acara itu-walaupun banyak yang tidak
puas karena biasanya disuguhi cap jay, lontong
kikil, ayam saus Inggris, Mie Jerman, steak ala
kazam, nasi kebule, gule dan sate ... kali ini hanya
tersaji nasi tumpeng sarna jajan pasar. Kyai Kadzab
termasuk orang yang diundang dalam acara itu.
Banyak wartawan dari media luar negeri dan
luar angkasa yang meliput karena momen itu
dianggap penting dan dapat menjadi Hot News.
Seorang wartawan tampak heran melihat kyai
Kadzab yang tidak berselera dengan sajian tuan
rumah. Wartawan itu mendekati, "Apa sudah
kenyang, kyai? Kok dari tadi tidak menyentuh
makanan sedikitpun.��." .
"Saya sudah kenyang karena dari rumah saya
sudah makan. Kata nabi, makanlah kalau kamu
��apar, «ujar kyai beralasan. Padahal bukan perkara
kenyang, tapi menunya itu yang menjengkelkan.
"Kala�.;J!lenu beginian, di desa juga bany ak,
nggak perl�fdatang susah-susah ke sini, umpatnya "
dalam hati.
Sejenak undangan terdiam. Di ruangan utama
ada acara mengiris roti, namun tanpa tiup lilin
oleh yang mbaurekso (maksudnya yang berulang
tahun). Salah seorang wartawan lain mendekati
kyai Kadzab sambil menanyakan sesuatu yang
dianggapnya tidak lazim.
"Pak kyai, kenapa ya ultah Pak Kutang kali
ini ..... kok tidak pakai acara tiup lilin seperti
waktu dulu-dulu."
Dengan nada enteng kyai menjawab agak
berbisik, "Kalau pakai lilin dan ditiup, ntar
ketahuan kalau beliau sebenarnya sehat. Kalau
sehat kan bisa disidik lagi!"
Uang Nikah
����
Tidak mempunyai duit di zaman yang serba
materialistik sekarang ini memang susah.
J angnkan untuk beli TV dan kulkas, meme":
nuhi kepulan asap dapur saja ngos-ngosan. Itu
lumayan, ada yang makan sehari-hari dengan
tiwul, apa ya enak? Kalau sudah terbiasa, lamalama
enak juga. Tapi kalau terbiasa makan hamburger,
pizza sarna spageti bisa muntah-muntah:
Hal itu dialami oleh keluarga Pak Dano. Orang
ini memang cukup miskin. Toyo, anaknya yang
mbarep dan tunggal tidak bisa melanjutkan
sekolah SMA, mentoknya SMP. Sekarang sudah
berusia 25 tahun. Sebagai anak muda yang nor-'
mal, Toyo rupanya kepingin'merasakan kebahagiaan
dunia wal akhirat dengan membangun
mahliga i rumah tangga bersama cewek yang
. dikaguminya. Sayang, untuk menggapai
impiannya itu tidak semudah sepeni anis di TV-
tvsekarang ini.
Maklum, Toyo hanya seorang kuli yang bekerja .
seadanya. Kalau menjelang tabun baru, kerjanya
. membuat terompet untuk dijual ke kota. Kalau
lagi rame musim duren, Toyo menjadi penjual
keliling desa. Jelas, penghasilannya juga an ginanginan.
Namun nampaknya, Toyo memiliki
tekad kuat untuk tetap menikah.• "Mengikuti
sunnah Rasul," katanya.
Kyai Kadzab sebagai sesepuh merasa iba
melihat kondisi Toyo. Saat tiga hari menjelang
pernikahan, ada syukuran yang diadakan di rumah
Pak Joyo. Orang ini terkenal kaya dan pejabat
tinggi di kabupaten, siapa tahu bisa dimintai
tolong. Setelah makan-makan, kyai Kadzab
sengaja tidak pulang duluan, tapi ngobrol dengan
tuan rumah.
«Pak Joyo sekarang pindah di bagian mana?"
tanya kyai basa-basi sambil meminum teh yang
belum habis disajikan.
"Barusan saya diangkat menjadi kepala bagian
Tata Kota,?' jawab Pak J oyo gembira. Senyamsenyum
seperti orang yang barusan dapat lotre.
Dengan nada canda, kyai Kadzab berujar, "Wah
kalau begitu gajinya juga naik, nih!"
Dengan basa-basi pula, Pak J oyo men��mbahi,
"Alhamdulillah, mungkin berkat doanya Pak kyai
juga,"
"Kalau uang banyak, sedekahnya juga banyak,
.
Jangan eman ... "
"Insya Allah. N gomong-ngomong, siapa yang
akan nikah di depan rumah Pak kyai itu?"tanya
PakJoyo sambil mengarahkan tangannya ke arah
rumah bambu bercat hijau metalik.
"Oh itu .... Nak Toyo, masih famiIi, kasihan
dia ... "
"Kenapa kyai?"
"Mau menikah tapi biayanya nggak ada,
mungkin Pak J oyo bisa meminjami?"
"Kenapa harus pinjam ke saya kyai, saya kan
nggak kenaI dia," jawab Pak J oyo sedikit jengkel.
"Kalau sampeyan (anda) nggak meminjami,
saya khawatir dia pinjam ke saya!" tangkal kyai
tak kalah sengit.
'Cina
Negara ekonominya Buruh Cina
sekarang benar-benar dahsyat, termasuk
paling maju di Asia. Pertumbuhan
. di atas 9%. Luar biasa!
Amerika sempat keder hingga melakukan
pembatasan dan pengawasan politik mulai
anggaran militer, nilai tukar uang sampai
pembatasan impor produk tertentu. Bahkan,
menurut Bank Dunia, pada tahun 2010 Cina akan
menjadi raksasa ekonomi nomor satu dunia,
sedangkan yang kedua mungkin Amerika atau Jepang.
Di tengah salah satu kunjungannya ke Asia,
seorang utusan Cina mampir di des a tempat Kyai
Kadzab tinggal. Beberapa delegasi itu akan
memberikan sumbangan bagi pembangunan
mus halla agar lebih megah. Kebetulan, Kyai
80 Humor Bikin Insyaf
Kadzab sebagai wakil penduduk menerima
kedatangan mereka di balai desa. Ketnudian kyai
Kadzab berbincang santai dengan mereka
Kyai: "Negara Anda sungguh hebat, saya
melihat di TV dan koran, negeri Cina maju pesat
hanya dalam beberapa tahun."
Cina: "Benar, itu semua berkat produktivitas
buruh kami yang cukup tinggi."
Kyai: "Negara kami juga punya banyak buruh,
bahkan ada yang dikirim ke negeri Jiran,
Singapura, Hongkong dan Timur Tengah. Tapi
kenapa pertumbuhan ekonomi tidak setinggi
negara Anda, apa yang membed&~~SPECIAL_REMOVE!#~~lt; span=""&~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;&~~SPECIAL_REMOVE!#~~lt;&~~SPECIAL_REMOVE!#~~gt;
Cina: "J elas beda, di negara kami tidak ada
buruh kontrak, semua buruh adalah pekerja
tetap."
Kyai:"@#$!##A"
Mencintai Anak Yatim
Kata Nabi, siapa saja yang dekat dengan anak
yatim maka dia akan bersama Nabi di surga.
embaca hadis ini kyai Kadzab nampaknya
tertarik. Beberapa hari ini menabung di celengan
untuk diberikan kepada anak yatim. Rencananya
kyai akan memberikan uang itu kepada pengurus
panti asuhan ANNISA. Panti ini memang sesuai
dengan namanya yang berarti wanita, sebab anak
yatim yang ada di panti semuanya cewek. Hari
Minggu siang, kyai berkunjung ke sana dan
bert emu dengan para pen gurus.
"Panti ini menampung berapa banyak anak
yatim, Pak Man?" tanya kyai pada Pak Maman,
ketua yayasan.
"Untuk tahun ini penghuninya sekitar 25 orang,
kyai." Tiba-tiba kyai ingat hadis nabi, kalau
ingin di surga bersama Nabi maka harus de kat
dengan anak yatim. Kyai pun berkata, "Saya ingin
mengambil anak-anak itu Pak Man, saya juga
merasa kasihan dengan mereka."
Dengan lapang dada, Pak Maman mempersilakan,
"Silakan kyai, yang penting mereka
terpenuhi kebutuhannya dengan layak."
"Tapi saya memilih beberapa orang saja."
"Yang mana, kyai?"
"Yang umurnya 20tahun sampai 25 tahun, biar
gampang ngurusnya."
"Kalau umur segitu saya urus sendiri, kyai!"
kata Pak Maman sewot.
Kegagalan Pemerintah
����
Sejak Hawa diciptakan, Adam sangat tertarik
adanya sampai-sampai re1a memakan buah
khuldi gara-gara menuruti ajakan istrinya itu.
Ini membuktikan kalau laki-Iaki gandrung
terhadap wanita. Nabi Saw. bahkan mengkawatirkan
suatu fitnah maha hebat yang tak lain
disebabkan wanita.
Banyak cerita yang mengisahkan kalau wanita
bisa menjadi spirit hidup, namun tidak sedikit
pula wanita bisa menjadi biang kehancuran. Di
zaman edan saat ini, wanita memang menjadi isu
yang sangat menarik. Mulai dari persamaan hak
sampai prostitusi. Nah, untuk yang kedua ini lagi
hangat mendapat sorotan. Pemerintah daerah
ramai menggalakkan penertiban prostitusi liar
tanpa izin. Biasanya, para pe1aku-yaitu PSK84
ada yang nyanggong di pinggir-pinggir jalan. Atau
berada di tempat-tempat yang berkedok salon,
kafe bahkan warung. Sebenaranya, mereka ini
patut dikasihani sebab tidak semuanya murni
berprofesi sebagai penjaja tubuh. Ada yang akibat
desakan ekonomi, ditinggal pacarnya atau bahkan
frustasi. Tapi, apapaun namanya, menjual diri jelas
dilarang agama, baik yang dilegalkan negara atau
tidak. Melihat kondisi ini, kyai Kadzab terheranheran,"
Kalau dibiarkan, adzab Allah pasti akan
turun." ujarnya.
Saat berada di sebuah warung, masalah ini
dibahas lengkap dengan beberapa orang yang lagi
ngopl.
"Saya kemarin lihat di Tv, PSK di kabupeten
kita semakin banyak," kata orang pertama yang
lagi makan tahu goreng campur petis.
"Itu sudah biasa, Mas, mereka kan mencari
nafkah ..." jelas orang yang kedua.
"Hush, masalah sosial kok dainggap biasa,"
tegas kyai Kadzab," !tu bisa mendatangkan adzab
Allah!"
"Seharusnya yang berperan untuk itu adalah
pemerintah daerah," timpal orang ketiga sambil
menyeduh teh hangat siap minum.
"Tapi nyatanya pemerintah masih belum bisa
mengatasinya dengan baik," kata Pak Boto,
tukang becak yang sering ngepos di pasar.
"Bener sekali, Mas! Buktinya, kalau sampeyan
lihat di blok J elita de kat waduk desa, gadis-gadis.
ingusan berjajar di pinggir jalan mencari mangsa.
Saya sampai kepingin beli ... " tambah orang
pertama cekikikan.
"Yang jelas, perlu peran para kyai agar mereka
bisa mentas dari pekerjaan buruknya, masak para
kyai diam saja." kata pemilik warung sambi!
melirik kyai Kadzab.
Merasa kena semprot, kyai Kadzab berkelit,
"Lah wong pemerintah yang punya banyak
personel saja tidak bisa mengatasi, apalagi kyai
seperti saya yang seorang diri," katanya tanpa
merasa bersalah.
Kyai Beneran?
Di desa Menclek, penduduk sekitar gem par. Pasalnya, des a itu kini sering kehilangan
harta benda. Menurut korban yang sering
kecurian, peristiwa itu terjadi karena ada seorang
warga yang memelihara tuyul dan babi ngepet
untuk pesugihan. Kalau uang diletakkan di atas
meja di malam hari, pasti bakal lenyap. Kalau
uangnya seribu masih mending, lah kalau satu juta
hilang tanpa sebab ... itu yang membuat pusing.
Untuk meredam kasus ini, penduduk desa
sepakat membuat perangkap dengan memancing
kedua makhluk yang dianggap halus itu dengan
kemenyan dan nasi tumpeng ditambah ayam
gosong campur sesaji. Tumpengan itu diadakan
di sebuah lembah, di samping waduk berdekatan
dengan we umum, jauh dari jalan raya, sedikit
ke at as tegalan dan dekat dengan kuburan. Sampai
jam dua belas malam, penduduk melakukan ritual
"panggilan" agar si tuyul dan babi negepetnya
datang. Namun ditunggu-tunggu sampai
mendekati subuh belum muncul juga. .
"Busyet, ayam sudah berkokok belum muncul
juga ... sontoloyo!" umpat Pak Kades.
"Bagaimana kalau kit a meminta bantu an kyai
Kadzab. Dia kyai terkenal di desaWereng," tawar
Pak Sekdes kepada Pak Kades.
"Baiklah kalau begitu." Jawab Pak Kades ..
Dengan hati dongkol, penduduk des a pulang
tanpa hasil. Sore harinya, Pak kades dan Sekdes
bertandang ke rumah kyai Kadzab dan meminta
pertolongan.
"Sekitar seminggu ini kejadiannya, kyai," jelas
Sekdes.
"Berapa ribu uang yang raib?"
"Sudah banyak, kyai. Laporan warga
meyebutkan sekitar 10 juta, lumayan bisa untuk
beli sepeda motor," jawab Kades.
"Apa yang penduduk desa lakukan?"
"Kami bersama penduduk desa mengadakan
selametan dan membuat ritual khusus
sebagaimana wangsit yang kami dapatkan dari
gunung Kawi."
"Seperti apa ritualnya?"
"Sedehana, kyai, hanya menggunakan
kemenyan sarna ayam bakar agak gosong sedikit
dicampur sesaji."
88 Humor Bikin Insyaf
"Hasilnya? "
"Tetap nihil!" jawab Kades dan Sekdes
serempak.
"Apakah tidak pakai telor, madu, jahe?" tanya
kyai agak nyeleneh.
"Ah ... kyai ini bisa saja, jelas nggak dong,"
jawab Sekdes.
"Barangkali ayamnya harus dibumbu rujak.ltu
kesukaan tuyul."
"Ya nggak, kyai, kami hanya melakukan
berdasarkan wangsit dari Mbah Bogel."
"Apakah tidak sebaiknya ayam yang dibakar
itu digoreng saja? Itu juga kesukaan babi ngepet,
loh?" Pertanyaan ini ternyata membuat geregetan.
"Sampeyan ini kyai apa juru masak, mosok
tanya makanan tok!" tegas Kades jengkel sambil
ngibrit keluar rumah kyai tanpa pamit.
Hemat Energi
Pada saat melintasi lapangan sepak bola, kyai
Kadzab agak heran. Di sana banyak orang
berkerumun baik dari kalangan ibu-ibu,
bapak-bapak,kakek-kakek sampai nenek-nenek.
Sebuah mobil box bertuliskan nama stasiun
televisi yang sudah tidak asing lagi bagi pemirsa
di tanah air tampak di tengah-tengah kerumunan.
Dari dalam mobil tiba-tiba muncul wanita cantik
dengan rambut tergerai sambil membawa
microfon.
"Itu orangnya, itu oningnya . . !" teriak . .
beberapa warga, menunjuk ke arah kyai Kadzab.
Kyai pun kebingungan. Tidak ada angin tidak ada
hujan, kenapa penduduk tiba-tiba mengarahkan
pandangan kepada dirinya?
"I ya ... itu kyai Kadzab," teriak seorang ibu
bersemangat. Tiba-tiba seorang wanita pembawa
microfon menghampiri, "Bapak, kami dari stasiun
TV Swasta ingin mewawancarai Bapak kyai.
Menurut warga sekitar, Bapak adalah warga yang
pantas untuk dimintai pendapat. "
"Iya, betul. Apa yang bisa saya bantu?" jawab
kyai lantang.
Kamera TV mengarah ke muka si repoter
cantik, "Pemirsa, hidup hemat adalah prinsip
perbuatan yang terpuji. Karena itu, mari kita
simak pendapat kyai Kadzab tentang himbauan
agar hemat BBM, mengingat ke manapun pergi
beliau ini selalu naik sepeda ontel,sekalipun
tetangga kanan kirinya selalu naik kendaraan kalau
bepergian. Ini adalah salah satu contoh hidup
hemat."
Beberapa saat moncong mikrofon berpindah
ke arah kyai Kadzab.
"Betul, saya setiap hari selalu keluar rumah
memakai sepeda ontel ini,"kata kyai sambil
melirik sepedanya mesra.
"Kenapa Bapak tidak naik kendaraan, apakah
dalam rangka hemat BBM?"
"Sampeyan jangan menghina ya, saya naik
sepeda ontel karena saya tidak punya uang untuk
beli motor!"j awab kyai jengkel bukan kepalang.
Jam Bupati, Nih
Setiap lima tahun, kabupaten tempat kyai
Kadzab tinggal memiliki hajatan besar. Yaitu
pemilihan bupati. Beberapa orang berduit
ramai-ramai mencalonkan diri untuk menjadi
bupati. Bahkan, dengan menghabiskan uang
puluhan juta rupiah pun tidak masalah.
Setahun ini penduduk kabupaten resah karena
bupati yang menang pada pemilihan sebelumnya
suka hidup boros. Kalau Dinas minta mobil
mewah. Gajinya minta banyak. Sering ngelencer
ke luar negeri. "Siapa yang nggak mangkel dengan
perilakunya yang seperti itu," umpat seorang
warga. Maka, ketika mas a jabatannya habis,
penduduk desa gembira bukan main.
"Sudah tamatl" vonis penduduk yang lain.
Desa tempat kyai Kadzab ancang-ancang
memikirkan siapa yang paling tepat untuk
dicalonkan, apalagi ada pegusaha besar yang
. berani mem-back up dana operasional kampanye
dan promosi. Sosok yang alim dan taat beribadah
sangat dibutuhkan saat ini. Maka pada hari
Minggu kliwon perangkat des a mengadakan rapat.
dan diputuskan untuk mencalonkan orang yang
dianggap tepat.
Kades: "Kita harus menetukan orang yang
tepat, agar kepemimpinan di wilayah kabupaten
dapat memajukan rakyat."
Pengusaha: "Benar, kalau seperti bupati
kemarin, jelas rusak negeri ini."•
Sekdes: "Saat yang diperlukan
kepemimpinan yang kapabel dan peduli wong
cilik." .
Kades: "Sebaiknya kita tentukan saja peta
kepengurusan, mulai dari tim sukses sampai calon
bupatinya. "
Sekdes:"Bagaimana penjabarannya?"
Kades:"Saya tetapkan Pak Roland yang sebagai
donatur jadi tim suksesnya."
Roland: "Siap."
Kades: "Kalau Pak Wadi jadi tim promosinya."
Pa WADI: "Insya Allah saya siap mengemban
amanah ini."
Kades: "Pak Tanam, kami sepakat kalau Anda
jadi calon wakil bupatinya."
Pak TANAM: "Baik, Saya akan menyiapkan
diri semaksimal mungkin."
Kades: "Sekarang yang belum diisi adalah
jabatan calon bupatinya. Saya tawarkan kepada alMukarram
Kyai Kadzab, mau jadi apa .?" . .
Kyai Kadzab: "Saya jadi. ... ge-er, Pak ..."
Kurang Ikhlas
Karunia Allah di dunia ini sangat luas. Kendati,
yang diberikan hanya 1 % nya saja di dunia
edang yang 99 % diberikan di akhirat. Di
samping itu, manusia dianugerahi akal untuk
berpikir agar pandai mencari peluang. Maksudnya,
mencari sektor-sektor yang menghasilkan.
Kyai Kadzab dikenal sebagai pengusaha kecilkecilan
yang lumayan sukses. Kesuksesannya itu
ternyata memberi keteladanan bagi orang lain di
sekitarnya. Sedangkan usaha kyai Kadzab sendiri
adalah bikin keripik tempe yang dijual ke warungwarung.
Pak Dokar, salah seorang tetangganya yang
biasa jadi makmum kalau shalat di mushalla agak
heran. Sebabnya, dia juga berdagang keripik
tempe tapi tidak selaris punya kyai Kadzab.
Apanya yang salah? Dengan rasa penasaran, Pak
Dokar bertanya,
"Pak Kyai, saya sudah tiga bulan ini membuat
usaha keripik tempe dengan modal yang cukup
besar sampai ngutang ke mertua. Maklum, sejak
di-PHK saya praktis tidak kerja, hanya rok-rok
asem. Saya meniru usaha kyai membuat keripik
tempe supaya ada pemasukan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari."
"I tu bagus, berarti Pak Dokar sudah ada
ikhtiar," sahut kyai.
"Permasalahannya, usaha saya itu tidak semaju
milik Pak Kyai," jelas Pak Dokar agak nggerundel.
"Masak ongkos produksi seratus ribu kembalinya
hanya lima puluh ribu, kalau begini terus bisa
bangkrut saya,"
"Itu resiko, harus sabar, telaten, tidak boleh
mudah putu asa."
"Saya berpedoman bahwa bekerja itu ibadah,
saya lakukan dengan ikhlas mencari rida Allah,
eh ndilalah tambah rugi." . . .
"Kalau mencari rida Allah, rugipun harus rida."
"Maksud kyai?"
"Sampeyan khan berdagang untuk mencari rida
Allah. Kalau saya, berdagang untuk mencari duit,
makanya untung terus," jelas kyai percaya diri.
Benar Memang
Saat rnalarn larut. Rurnah kyai Kadzab
didatangi tiga orang yang sarna-sarna panas
(rnaksudnya ernosi). Mereka saling rnengadukan
dan rnenggugat karena keyakinannya
dianggap salah oleh rnasyarakat.
"Kedatangan karni ke sini untuk curhat, kyai,"
kata salah seorang di antaranya. "Karni rnempertanyakan
tentang keyakinan yang karni anut.
Karni sarna-sarna orang beragama, tapi agama
kami dilecehkan orang lain, bahkan karni sernpat
diuber-uber rnau dibunuh."
"Coba jelaskan," kata kyai.
"Saya penganut aliran. Monkey, saya
menyernbah rnonyet dan tidak rnakan daging
rnonyet. Kalau daging Kentucy saya doyan," jelas
orang pertama ..
"Saya penyembah bulan. Setiap bulan purnama,
saya pergi ke tanah lapang dan melakukan ritual
telanjang, sampai-sampai saya ditangkep hansip
karena dikira gila," ujar orang yang kedua.
"Kalau saya, meyakini kucing sebagai binatang
suci. Di rumah saya banyak kucing, bahkan
kencingnya pun saya anggap berkah."
Dengan berlagak pintar Kyai Kadzab
menerangkan,
"Keyakinan adalah urusan dalam negeri hati
seseorang. Tidak boleh dipaksakan.• Karena itu,
banyak kalangan berpendapat bahwa apapun
kepercayaan atau agama seseorang, maka dia tidak
dapat divonis bersalah. Kepercayaan model begini
sebenarnya sudah lama berkembang mulai zaman
animisme, dinamisme dan politisme. Dari
buyutnya Qorun sampai anak cucunya Fir'aun.
Hanya saja belakangan ini marak kembali.
Terhadap keyakinan bapak-bapak ini, bagi saya
tidak ada yang salah alias semuanya benar."
"Benar begitu, kyai?" sambut ketiga orang itu
serentak senang.
"Ya, kalian s,emuanya benar. Benar-benar
masuk neraka!" seru kyai tegas.
Wanita Makrifat
Di keremangan malam yang larut, suara itu terpecah. Dengan lantang dan
meledak-Iedak. Semua jamaah diam tak
berkutik. Siapa saja yang mendengarnya pasti
takjub,
"Para jamaah sekalian, hidup ini harus dijalani
dengan lapang dada. Tidak ada yang namanya
hidup selalu senang terus atau susah terus.
Lihatlah perjuangan para nabi dan rasul zaman
dulu kala, tidak ada apa-apanya bila dibandingkan
dengan ibadah yang kita lakukan saat ini. Untuk
itu mencari ilmu sangat penting agar kita tidak
bodoh, agar kita mengerti jalan hidup yang harus
ditempuh. Para nabi dan para rasul mendapat ilmu
berupa mukjizat sebagai bukti kenabiannya. Para
wali Allah mendapat ilmu berupa karamah sebagai
Kyai Menang roge1 99 _
bukti ketaatannya. Untuk mencapai tingkatan
hamba seperti nabi, jelas tidak bisa karena tidak
ada nabi lagi setelah kerasulan Muhammad Saw.
Namun kita bisa mencapai jalan seperti yang
dilalui oleh para wali-wali Allah melalui syariatNya."
"Tanya, Kyai?" sanggah seorang jamaah tibatiba.
"Apa itu syariat?"
"Syariat adalah kamu menjalankan perintahNya
dan menjauhi larangan-Nya. Jika kamu sudah
mencapai syariat, kamu akan melalui tahap
tare kat, hakikat dan makrifat. Yang terakhir ini
adalah tingkatan tertinggi."
"Contohnya siapa, kyai?" tanya jamaah lain.
"Colltohnya ... ya orang-orang yang selalu
berdzikir lisannya." Sampai di sini kyai
kebingungan menjelaskan. Sambi! menghela nafas
panjang, dia berharap tidak ada yang bertanya lagi.
"Namanya siapa, kyai?" tanya jamaah di
sebelah pojok.
Sedikit berpikir, kyai menerka-nerka siapa
yang pantas dijadikan contoh. Sambil menggaruknggaruk
rambutnya kyai menceritakan.
"Zaman dulu ada seorang wanita yang jelek.
Dia dianggap agak aneh oleh penduduk setempat.
Namun dia mengetahui hal-hal yang ghaib. Ciricirinya,
dia berambut putih gimbal panjang,
giginya agak ompong, sudah tua, pintar berbicara
dan membawa tongkat. Dan dia ditakuti oleh
penduduk. Dia bisa menjawab pertanyaan apa saja
termasuk tentarig jodoh, rezeki dan
memperlancar dagangan. Wanita itu diyakini telah
makrifat. ... "
Belum selesai meneruskan, seorang jamaah dari
desa sebelah menimpali, "Kalau wanita dengan ciri
seperti itu di desa saya bukan makrifat, kyai ....
. tapi maklampir!"
"Gerrr . . . " jamaah serentak terping��al.
Tamu di Siang Hari
AssalamU'alaikum," ucap seorang tamu ketika bertandang ke rumah kyai Kadzab.
"Waalaikumsalam," jawab istrinya tanpa
banyak tanya. Lalu tamu itu disuruh masuk.
"Silakan ditunggu di dalam."
Kyai yang sedang asyik main PS2 sambil
bersungut-sungut karena saking antusiasnya,
tiba-tiba dibisi ki istrinya, "Pak, ada tamu.
Sepertinya orang kaya."
Mendengar bisikan ghaib itu, kyai langsung
bangun dan segera mematikan PS-nya. "Dia bawa
mobil?"
"T idak. Tapi bajunya bermerek, pakai kopyah
putih, pasti duitnya banyak." tegas istrinya.
Selama ini banyak orang yang datang ke rumah
kyai untuk meminta fatwa baik politik, ekonomi
maupun sosial budaya sampai mistis. Tak salah
jika orang yang datang ke sana pasti ngasih oleholeh-
•
"Baiklah, aku ganti pakaian dulu." Kyai lantas
ganti pakaian serba putih, kemudian memakai
surban, dilengkapi deodoran segala. "Hmmm .....
harummm," katanya. Setelah beres, dengan
langkah tenang kyai berjalan menuju ruang tamu.
"Ehm ... ehm .... "
"Assalamualaikum, kyai ... " sapa tamunya
sambil menciumi tangan kyai agak lama.
"Waalaikumsalam. Sudah dari tadi?"
"Barusan, Pak Kyai, saya hanya mampir."
"Ada keperluan apa?"
"Saya sebenarnya orang desa sebelah, ingin
silaturahmi dengan ulama yang ada di desa sinio"
"Oh, begnt u ... "
"Saya den gar kalau kyai seorang ulama yang
terkenal, bahkan pernah masuk TV juga,"
" "B enar, Iant as ...
"Begini, Pak Kyai, di desa saya ada pembangunan
masjid. Tapi karena tidak banyak dana, maka
pembangunananya jadi macet. Makanya kami
minta bantuan kyai untuk sumbangan ... "
"Diennnggg!!" mendengar itu kyai langsung
menelan ludah. Tamu yang dikira akan memberi
angpao malah minta angpao. "Busyet," geramnya
dalam hati. Dengan dongkol terpak. sa kyai
memberi uang Rp. 10.000.
Sandal Hilang
kehilangan biasanya identik dengan
kesedihan. Siapa yang kehilangan sesuatu,
nyaris bisa dipastikan yang bersangkutan
mengalami kesedihan. Namun itupun tergantung
pada apa yang hilang. Mungkin orang yang
kehilangan uang 1000 rupiah tidak terlalu sedih
dibanding dengan yang kehilangan 100 juta (ini
bukan saja kehilangan, namun bisa kehancuran).
Saat petang hari, tiba-tiba kyai Kadzab
kehilangan sandalnya di masjid. Dia bingung
mencari ke sana ke mari, tapi nggak ketemu.
Wagimin, salah seorang jamaah masjid, melihat
gelagat aneh sang Kyai laIu bertanya, "Ada apa,
Kyai, ada sesuatu yang dicari?"
"N ggak ada apa-apa." jawab Kyai sedikit
bingung. Dia ngomong begitu supaya yang
104 Humor Bikin Insyaf
bertanya tidak tahu kalau dirinya lagi mencari
sandal yang baru dikasih dari ikut kampanye calon
wali kota, Dulimun. T iba-tiba Wagimin mendekat
sambi! menawarkan rokok kretek yang akan
disulutnya.
"Monggo, rokok, kyai." Mendapat tawaran
gratis, kyai ho-oh saja. Namun, be tapa
terkejutnya ketika melihat kaki Wagimin memakai
sandal yang sedang dicarinya.
"Ini sandalku, Min, baru kemarin aku beli di
Pasar Turi, harganya ratusan ribu. Sini, berikan
padaku."
Dengan setengah kaget Wagimin pun berdalih,
"Ini sandal saya, Kyai. Kemarin dapat dari
kampanye calon wali kota Pak Dulimun."
"Loh kalau begitu sarna dengan milik saya yang
hilang ...... " kata kyai sambil ngibrit men��han rasa
malu.
Kerja Ngemplang
pekerja mencari nafkah adalah keharusan. BHidup tanpa kerja bagai tubuh tanpa ruh.
Bekerja adalah kewajiban bagi anak Adam
agar mereka dapat memenuhi kebutuhannya
dengan baik. Apalagi bagi seorang ayah, berangkat
pagi pulang malam pun tidak masalah asalkan istri
dan anak-anak dapat hidup bahagia. Terpenuhi
sandang, pangan dan papannya secara memuaskan.
J ustru kalau tidak kerja malah dianggap
pengangguran, suatu julukan yang menjengkelkan
bagi mereka yang tidak bekerja.
Menjadi pekerja yang berstatus tinggi memang
suatu kebanggaan, bahkan idaman. Dengan gaji
puluhan juta, keluar negeri gratis, siapa yang tidak
mau? Sayangnya umuk jabatan tinggi, tidak semua
pekerja mendapatkannya dengan fair. Ada yang .
kolusi, loh. Menyuap ratusan juta agar di-ACC
atasan jadi orang berpangkat.
Pekerja seperti ini, setelah sukses, tidak ada
yang dipikirkan kecuali bagaimana mengembalikan
modalnya yang sudah dikeluarkan. Seperti
yang dialami Sudrun, seorang ternan kyai Kadzab
yang bekerja sebagai karyawan di Bea Petai. Sudah
puluhan tahun menduduki jabatan strategis, eh
baru kemarin ketahuan kalau kerjanya suka
ngemplang. Negara dirugikan 10 M, bayangkan!
Kyai Kadzab sebagai temannya sempat godekgodek,
"Masak ternan baikku ketangkep karena
. nilep uang negara," gerutunya. Padahal setiap
bulan kyai yang diberi jatah 200.000 perbulan
tidak tahu kalau uangnya dari hasil korupsi. Saat
menjenguk di penjara kyai menasehati, "Buat apa
kamu ngaji kepada saya setiap ]um'at legi kalau
kerjaanmu nilep uang negara?"
"Nasi sudah jadi bubur, kyai, buat apa disesali."
"Kalau nasi jadi bubur itu mending, kalu jadi
basi siapa yang mau makan?"
"Maksud, kyai?"
"S ekarang kamu masuk penjara dan jadi
pengangguran."
"Itu nasib, kyai."
"Makanya, kalau kerja itu yang jujur! Jangan
ngemplang, jangan suka mark-up, jangan korupsi,
jangan kolusi, jangan nepotisme!"
"Kalau nggak begitu ... buat apa kerja, kyai,"
Kata Sudrun tanpa metasa bersalah.
Bapakkan?
enjelang medio Juli, kyai Kadzab sibuk Mberbenah. Mengemasi barang yang akan
dibawanya keluar kota, tepatnya ke
Surabaya. Mulai baju dalam sampai celananya,
tidak lupa bawa sikat gigi beserta pastanya agar
fresh. Dari ruma,h dianter istri juga anaknya yang
masih kecil menuju terminal bus.
"Bah, kalau pulang bawa oleh-oleh, " pinta
Dedi, anaknya paling ragil.
"Kamu mau apa?"
"Boneka kecil.'��
"Jangan kuatir, pasti Abah belikan."
Sebentar lagi bus akan segera berangkat. Kyai
segera berpamitan dengan istri dan anaknya.
Rencananya, kyai Kadzab akan tinggal di Surabaya
beberapa hari bersama lima orang temannya
108 Humor Bikin Insyaf
untuk menghadiri acara tablig akbar yang
diadakan salah satu parpol. Acara ini bagi kyai
sangat bermanfaat, terutama untuk menjalin
kedekatan dengan umat, di samping yang tak
kalah pentingnya adalah UUD-nya. Apaan tuh?
Ujung-Ujungnya Duit. Sebab, kalau yang
mengundang parpol, urusan yang satu itu bakal
beres!
Saat di bus kyai duduk dekat seorang pemuda
perlente, berdasi, dan terkesan orang gedongan.
Kyai tidak tahu siapa gerangan. Kepinginnya mau
nebak profesinya, takut salah. Mendingan tanya
orangnya langsung. Kebetulan pemuda itu juga
mau ke Surabaya. Terjadilah dialog itu.
Kyai: "Bapak ini ada keperluan ke Surabaya?"
Penumpang: "Benar, saya mau ke sana, terus
ke Juanda."
K yal. .. "Lantas ....';l "
Penumpang : "Setelah itu saya take off, mau ke
Belanda."
Kyai : "Memangnya punya bisnis apa?
Penumpang :"Hanya sekedar jalan-jalan sambi!
melihat-lihat saja."
Kyai : "Anda juga sering pergi ke negara lain?"
Penumpang: "K adang, ke Eropa."
Kyai : "Bapak ini pasti anggota dewan."
(Penumpang agak heran)
penumpang: "Dari mana Anda tahu?"
Kyai: "Bapak dewan biasanya suka plesir."
Pehumpang: "?"
Berzina
Para pezina adalah orang-orang yang
melakukan perbu atan mesum hingga
melakukan kontak masing-masing alat
kelamin kepada lawan jenisnya tanpa ikatan
perkawinan yang sah. Di masa silam, terutama
pada zaman Rasulullah dan generasi sahabat, zina
dipandang sebagai amal buruk yang amat keji.
Nabi pernah melakukan rajam terhadap Maiz
hingga meninggal dunia.
Di zaman sekarang, perilaku perzinahan
hampir terjadi di banyak temp at. Bahkan di
beberapa wilayah tertentu telah menjadi bagian
legalisasai di mana setiap orang bebas melakukannya-
tentu dengan tarif-dan tempat yang
terjamin aman. Di sejumlah wilayah kota di Indonesia,
tempat tersebut dianggap membawa
110 Humor Bikin Insyaf
"berkah" yang dapat memberikan sumbangan
besar bagi anggaran daerah.
Dalam Islam hukumannya memang berat,
karena zina dapat merusak nasab atau garis
keturunan. Namun, seberat apapun hukuman itu
nampaknya tidak berlaku bagi Wadi. Pria ini
senang datang ke lokalisasi untuk berindehoi ria.
Suatu ketika, kyai bertanya tentang kebiasaan
buruknya ini.
"Dari pada begitu, lebih baik menikah saja!
Halalan toyyibah; dapat pahala lagi," bujuk kyai.
"Saya nggak punya uang, kyai," bantah Wadi.
"Zina itu dosanya besar sekali; bisa-bisa kamu
kena AIDS. Bahaya! Makanya harus dihentikan."
"Saya sebenarnya sudah tahu, kyai, kalau zina
itu tidak baik. Saya banyak mendengar dari radio,
televisi dan ceramah ceramah para ustadz,
sampai-sampai saya behenti mendegarnya."
Kalau Bisa
����
Saat melintasi pasar, kyai Kadzab melihat
sebuah buku yang terpampang di emperan
sedang ditawarkan oleh penjualnya. Buku itu
sangat menarik perhatiannya. Berj udul,
Mujarobat, Ilmu Karomah. Setelah dibaca, di
dalamnya ada sebuah amalan yang sangat unik.
Tanah yang dibacakan mantra ratusan kali, bakal
menjadi serpihan emas. Tidak banyak bicara, buku
langsung dibeli dan dibawa pulang.
Sesam painya di rumah, kyai mencoba
membuktikan. Sambi! berdiri di tengah tanah
lapang menjelang maghrib, kyai memulai ritual
seperti yang tertera dalam buku. C&~~SPECIAL_REMOVE!#~~lt;\ranya, tanah
dibacakan mantra seratus kali sambi! ditutupi kain
hitam. Mantranya sangat banyak sehingga baru '
selesai larut malam. Beberapa tetangga heran
melihat tingkah laku kyai yang agak aneh. Mereka
kemudian• mendekati,
"Lagi ngapain, kyai?"
"Saya hendak mengubah tanah dalam kain ini .
menjadi serbuk emas,» katanya. Tetangganya
. heran bahkan terpingkal pingkal. Kyai pun sedikit
cemas sebab mantra sudah selesai d,ibaca tapi
belum menunjukkan tanda-tanda peitibahan.
"Apa bisa?" olok tetangganya. Kyai jadi kalap
"Mungkin tidak akan bisa, tapi bagaimana
jadinya kalau bisa, kalian tidak akan punya tanah
air!" jelasnya
Bagai WajahMu
Stelah membaca biografi ahli sufi wanita yang
ernama Rabi'ah al Adawiyyah, kyai Kadzab
jadi semakin alim. Kyai tam bah paham bahwa
konsep mahabbah (cinta) yang digagas Rabi'ah
adalah tingkatan tertinggi dalam pengabdian
seorang hamba .. Bahkan, karena cintanya kepada
Allah melebihi segalanya, Syaikh Hasan Basri
sempat ditolak saat ��eminangnya. Hari-harinya
dilalui dengan banyak bermunajat kepada-Nya.
Kyai pun semakin merasakan kerinduan
mendalam kepada sang Khalik. Layaknya sang
Rabi'ah, kyai jadi gemar berkata-kata ala sufi,
sampai-sampai yang mendengarnya jadi bingung.
Suatu hari kyai pernah berkata,
"Kerinduanku tak tertahankan in gin berjumpa
dengan-Mu. Engkau Maha Segalanya, tiada yang
mampu menandingi. Tidak ada dalam hati ini
selain kehadiran-Mu. Melihat segala yang ada di
alam ini, bagai melihat wajah-Mu .... "
Seorang yang mendengar kyai bersenandung
di teras rumahnya berseloroh, "Kalau melihat
anjing berdiri di depan gapura."
Tanpa menghiraukan, kyai meneruskan
senandungnya,
"Bagai melihat wajahmu ...... "
Seorang Ulama
Ulama adalah orang-orang yang ahli ilmu
agama Islam. Mereka adalah pewaris nabi.
alam bahasa Arab, ulama merupakan
bentuk jamak dari kata 'alim. Mereka memiliki
kontribusi besar dalam meluruskan umat. Apalagi
pada kondisi sekarang ini, di mana pergeseran
kehidupan telah banyak menghasilkan penyimpangan
dan kerusakan, menyebabkan peran ulama
semakin penting.
Imam al-Ghazali membagi kelas ulama dalam
dua versi:ulama dunia dan akhirat. Memang
keduanya sulit dideteksi keasliannya. Ada yang
sok alim,namun kedonyan. Namun ada yang
kelihatanya kedonyan, ternyata alim. Ketika
silaturahmi pada seorang habib di Surabaya, kyai
Kadzab agak besar diri. Sebab habib keturunan
Arab tersebut masih muda. Kira-kira umurnya 25
tahun.
"Saya kyai Kadzab,ulama dari desa Wereng."
jelasnya memperkenalkan diri. Si habib ternyata
tidak yakin, "Masak potongan ulama seperti ini?"
gerutunya sambil memandangi kyai Kadzab dari
ujung rambut sampai ujung kaki. .,".
"Kalau kamu ulama, apa buktinya•
"Apa yang Habib inginkan?" kata kyai.
"Tolong berikan kepada saya kitab kuning."
Permintaan itupun dibalas kyai, "Tadi sudah
bilang kan, saya ini ulama bukan penjual kitab!"
Salah Sangka
Islam, terutama pasca runtuhnya WTe 2001
silam, sering mendapat sorotan, terutama
dari media barat sekuler yang cenderung
berbau distortif. Kaum Muslim sering disebut
teroris. Berbagai dampak tersebut ternyata
membawa akibat yang cukup mengkhawatirkan
seantero negara-negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Makanya, razia-razia mulai digalakkan,
terutama di tempat-tempat strategis yang rawan
terjadi terorsime. Hal itu dilakukan untuk
mengantisispasi tindakan mencurigakan orangorang
tertentu yang dapat membahayakan.
"Siapa tahu dia seorang teroris yang kami cari,"
kata seorang komandan polisi yang sedang sibuk
merazia di pusat kabupaten. Saat itu, sedang enakenaknya
makan tahu goreng di warung, tiba-tiba
118 _Humor Bikin Insyaf
-kyai didatangi seorang Polwan.
"Pak, bisa lihat KTPnya?"
Kyai juga tidak tahu ada apa gerangan. Tapi
setelah melihat yang meminta adalah Polwan
(polisi wanita), kyai memberikan permintaannya.
"lni, Bu."
Si Polwan agak heran, sebab yang diberikan
bukan KTP asli tapi foto kopian. "Bapak, aslinya
mana?" tanya Polwan ramah.
Kyai agak GR, lalu berkata, "Saya aslinya dari
Jember, Bu."
Harus Pakai Jilbab
Memiliki anak yang taat pada agama adalah
kebanggaan. Nabi bahkan mengatakan
bahwa anak yang shaleh termasuk amaI
jariyah, yaitu amal yang tidak pernah putus hingga
hari kiamat. Namun, untuk mendidik anak agar
shalehah itulah yang susahnya setengah mati.
Apalagi perkembangan zaman yang semakin
edan ini memb��wa kultur yang berdampak buruk
bagi generasi penerus bangsa. Kalau tidak
dibendung, bisa-bisa membawa malapetaka yang
semakin panjang, terutama untuk kaum hawa;
Makanya, Islam mewajiban agar mereka menutup
auratnya, tidak mudah terbawa tren kemajuan
yang menyesatkan.
Seorang ibu sedang mengiba-iba kepada kyai
Kadzab sebab anaknya sudah tidak• beres lagi.
Dengan tersedu-sedu, ia mengutarakan gejolak
batin yang dialaminya.
Ibu : "Apa yang harus saya lakukan terhadap
anak saya, kyai?"
Kyai : "Kenapa, Bu?
Ibu: ''Akhir-akhir ini sering berbuat aneh-aneh.
Biasanya tidak pakaijilbab, sekarang minta pakai
jilbab."
Kyai : "!tu khan sangat dianjurkan agama,
bahkan kalau sudah baligh tidak memakai jilbab
bisa dosa, loh. Sebagai orang tua, Anda harus
bersukur memiliki anak yang taat kepada perintah
agama."
Ibu : "Masak Tono anak saya di STM itu harns
pakai jilbab, kyai?
Kyai: "£$% A. &':-CABCDE"
THR
Pada saat menjelang hari raya, biasanya
perusahaan memberikan THR kepada para
pegawainya. Ini sudah menjadi tradisi turun
temurun (entah mulai jaman apa). Yang jelas,
THR ini sangat membantu kaum Muslimin untuk
memenuhi kebutuhan hari raya yang umumnya
diikuti lonjakari harga yang cukup tinggi. Kalau
beras misalnya, sekilo 10 ribu (kok mahal), kalau
menjelang lebaran bisa lebih. Demikian juga
dengan barang kebutuhan yang lain. Permasalahannya,
tidak semua perusahaan mampu berbuat
begitu. Pak Kile, seorang direktur perusahaan
rotan mendatangi rumah kyai Kadzab untuk
meminta fatwa bagaimana agar tidak terjadi
gejolak karyawan bila THR tidak bisa diberikan
sesuai dengan aturan pemerintah, yaitu satu kali
gaji. Akhirya kyai memberi masukan.
"Begini, Pak, lebih baik bersikap bijaksana saja.
Pertama, tanya apa gunanya THR. Kalau sekedar
dihambur-hamburkan, jangan dikasih, karena
pemberinya pun turut kena dosa. Tapi kalau untuk
keperluan lebaran sementara perusahaan tidak ada
modal, beri dengan cara mencicil. Tapi kalau tidak
dipakai apa apa, buat apa THR? Terakhir, beri
penjelasan bahwa mereka adalah para pekerja,
bukan perampok atau garong. Niatnya jelas untuk
hekerja. Tapi apa sampeyan berani tanya seperti
itu?"
Sekejab Pak Kile meringis.
Enaknya Senam
Dalam hadis disebutkan, mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang
lemah. Yang kuat apanya? Banyak! kuat
ekonominya, kuat imannya sampai kuat fisiknya.
Untuk dapat beribadah dengan tenang, perlu
kondisi raga yang prima. Raga yang prima dapat
diperoleh dengan melakukan aktivitas olah raga.
Karena doktrin itu, hari Minggu pagi kyai Kadzab
mengikuti senam aerobik di lapangan. Walaupun
mata sepet karena malamnya habis begadang
nonton bola, namun tetap dipaksakan. "Ini demi
kesehatan jasmani," kilahnya.
Banyak yang ikut, termasuk ibu-ibu, bapakbapak,
nenek-nenek, kakek-kakek plus anak
muda. Instruktur senam kebetulan adalah seorang
artis yang khusus didatangkan dari ibu kota.
Aktivitas tersebut benar-benar sernarak. Beberapa
saat kyai rnelihat anak rnuda juga ikut senarn,
narnun sepertinya bukan sernata-rnata karena
berrnaksud untuk berolahraga, tapi karena
instrukturnya rnernakai kosturn yang cukup
rnenggoda irnan. Gelagat itu terlihat ketika
rnereka tertawa satu sarna lain tanpa ada sebab,
padahal juga tidak ada yang rnelawak. Setelah
selesai, kyai rnengharnpiri.
"Mas, Mas ... kalau senarn itu yang benar
dong!"
"Maksud Bapak?" tanya seorang di antaranya.
"Kalau senarn j angan hanya rnelihat
instrukturnya yang seksi dan sernlohe. J asrnani
rnungkin saja akan sehat dan bugar, tapi rohani
bisa " ngenes.
Bayar Utang
alaupun tidak kaya, terkadang Kyai WKadzab punya jiwa welas asih. Ketika
ada tetangganya yang membutuhkan
uang untuk membayar sekolah anaknya, kyai
memberi pinjaman sesuai yang diminta, yaitu Rp
25.000 (maklum sedikit). Tetangganya berjanji
akan mengembalikan pada bulan berikutnya.
Setelah ditunggu hampir dua bulan, si tetangga
ti dak menampakkan batang hidung nya.
"Mungkin lupa," kat a kyai. Pada awal bulan
ketiga, kyai iseng bertandang ke rumah
tetangganya sambil nyelipkan beberapa kalimat
amar makruf nahi munkar. "Mudah-mudahan dia
ingat, hutang adalah amanah," bisiknya dalam hati.
Setelah berbasa-basi, kyai memberi wejangan.
"Dalam QS al Mukminun 8-11 diterangkan,
'Dan orang-orang yang rnernelihara arnanatarnanat
(yang dipikulnya) dan janjinya ..... .
(Yakni) yang akan rnewarisi syurga Firdaus.
Mereka kekal di dalarnnya.'" Beberapa saat kyai
rnengela nafas, lalu rneneruskan,
"Nabi juga bersabda, 'Sesungguhnya tiada
beragarna orang yang tidak arnanah'."
"J adi, orang yang tidak beragarna berarti
orangnya tidak arnanah," tarnbah tetangganya.
"Benar!" tegas kyai, "Arnanah sarna dengan
janji, dan janji adalah hutang yang harus dibayar,
berapapun kecil jurnlahnya. Dan rnernbayarnya
pun harus dengan lapang dada. "
Tiba-tiba tetanggannya kegirangan,
"Sungguh terirna kasih, kyai!! Tadinya saya
pikir dengan uang, loh!"
Kyai tarn bah rnuntab, lantas perrnisi pulang.
Belajar Nahwu-Sharaf
rang tua yang baik adalah orang tua yang Omemperhatikan kebutuhan anaknya secara
layak baik sandangan, pangan maupun
papan. Termasuk di bidang pendidikan. Kyai
Kadzab sangat mengharapkan jejaknya diikuti
sang anak, jadi ulama kondang. Salah satunya
adalah mengikutkan anaknya kursus Bahasa Arab,
nahwu dan sharaf, yaitu tata bahasa dan gramatikanya.
Apalagi imperialisme bahasa asing sangat
ganas. Hampir di setiap sudut iklan, brosur
sampai warung pun tak luput memakai atribut
bahasa asing. "Kalau ceramah tidak bisa bahasa
Arab, bakal mal-maluin," jelas kyai pada anakanya
saat lagi nyantai di teras.
Karena itu, kyai rela mencari uang ngalorngidul
agar harapannya menjadi kenyataan.
Sampai-sampai ngutang ke tetangga d emi
gengsinya agar si anak tidak telmi. J adi, pagi
sampai siang belajar di sekolah.Soreriya, ba'da
Maghrib sampai Isya harus kursus. Selama
setengah tahun kegiatanya begitu terus sampai
anaknya mbelenger. Belum genap enam bulan,
anaknya mengeluh, "Belajar nahwu dan sharaf itu
memang tidak segampang yang dikatakan, sulit
sekali!"
"Kalau gampang, Abahmu ini sudah bisa dari
dulu," kat a kyai.
��
Dikorupsi
tak disangka, hanya berselang 5 tahun, usaha
dagang keluarga Sayem menjadi besar. Sejak
merintis hingga sekarang, nyaris tidak pernah
ada yang namanya kat a rugi, selalu untung. Dan,
untungnya itu yang bikin geleng-geleng. Setiap
bulan minimal lima juta, bahkan menginjak lima
tahun terakhir keuntungannya mencapai sepuluh
juta per bulan. Usahanya berupa pembuatan
kerupuk. Kerupuk ini memang lain dari pada yang
lain, terbuat dari ikan. Entah bagaimana prosesnya
hingga . siapa saja yang meras akan seperti
terhipnotis untuk selalu incip. Sudah tiga bulan
ini kyai Kadzab diminta menjadi managernya alias
atasan yang membawahi sekitar 20 karyawan di
usaha home industri itu. Pemilikya, Haji Sayem
memang mempekerjakan kyai karena dia dianggap
orang yang amanah. Walaupun hanya berijazah
Sekolah Menegah Atas (SM A), kyai dianggap
orang yang mampu bertanggung jawab dan tidak
nyeleweng.
Selidik punya selidik, sejak tiga bulan terakhir
ini, terjadi penurunan omset. Dari sepuluh juta
turun 8 juta. Setelah dipikir pikir sampai matang,
ternyata ada tikusnya. Setelah dipasan perangkap,
ternyata tikusnya adalah Pak KORUS yang
bekerja sudah setahun yang lalu. Ketika disidang .
ternyata dia berkelit. Segai bawahan, Pak KORUS
merasa tidak bersalah. Kyai Kadzab sebagai atasan
merasa terkena getahnya.
Bawahan: "Saya tidak melakukannya pak."
Majikan: "Jadi pegawai itu harus jujur."
Kya: "Orang yang tidak jujur pasti masuk
neraka."
Majikan: "Ngaku saja, dari pada saya laporkan
polisi
Kyai : "Dalam agama, koruptor harus dipotong
tangan."
Majikan: "Apa gajimu sebesar I juta masih
kurang."
Kyai : "Saya sebagai seorang atasan malu punya
bawahan korupsi seperti kamu, tau!"
Bawahan: "Dari pada dikoruspi atasan, Pak!"
Majikan: "A &';-&~~SPECIAL_REMOVE!#~~lt;1'0
Sangat Sedih
Pagi itu, ada warga dusun meninggal. Seperti
biasanya-sebagai orang yang dihormati,
kyai Kadzab memimpin upacara pemakan.
Sesampainya di kuburan kyai berkhutbah, "Para
penduduk sekalian, dalam kalam Allah telah jelas
bahwa tiada satupun makhluk yang ada di bumi
ini melainkan pasti ada dalam genggaman
pencipta-Nya. Kullunafsin dzaiqotul maut, setiap
yang berjiwa pasti akan merasakan mati, bahkan
nabi sekalipun. Karena itu kita tidak boleh terlarut
dalam kesedihan, kita harus menatap mas a depan
dengan banyak berbuat amal kebajikan, sebab
tidak ada yang menemani kita di alam kubur
kecuali kebaikan yang pernah kita lakukan .... »
Beberapa saat kemudian, pembumian mayat
pun dilakukan. Penduduk saling bantu membantu
meletakkan ke liang lahat diiringi dengan lantunan
kalimat tauhid, Lailahaillah. Setelah itu
ditancapkan nisan bertuliskan Pak Brudin dengan
tanggal lahir sena tanggal kewafatan. Setelah
beres, kyai beserta penduduk tapak demi setapak
meninggalkan area • makam. Namun ketika di
perjalanan pulang, tiba-tiba kyai mberebes mili
(menangis). Penduduk maklum sebab yang
meninggal adalah temannya bermain dakon sejak
kecil.
"Pak kyai• sangat kehilangan rupanya?" kata
Pak Gon berbasa-basi.
"Saya sangat kehilangan hingga sulit
membendung airmata ini."
"Sabar, Pak kyai, kehilangan kawan dekat
memang menyedihkan."
"Bukan itu, saya kehilangan dompet saat
menguruk jenazah tadi, rupanya dompet saya ikut
terkubur di liang lahat," ujar Kyai ses,
Tentang Penulis
Abdillah Firmanzah Hasan, dilahirkan pada A19 April 1978, di Surabaya. Sekarang bekerja
pada Departemen al-Falah Surabaya. Ia
lulu san FISIP UNAIR (1999). Pernah aktif
sebagai kuli tinta pada media massa di Surabaya,
-mantan wartawan media cetak dari Jakarta
(perwakilan Jatim)-, mantan pimpinan redaksi
pada Bullletin Papyrus FISIP Unair. Kini juga
menjabat reporter pada sebuah majalah di
Surabaya dan pengisi opini pada sejumlah jurnal
dan media cetak-baik masalah politik, ekonomi,
sosiai, pendidikan maupun agama. Sudah puluhan
artikel yang pernah dimuat. Buku yang ditulis,
Tokoh Tokoh Mashur Dunia Islam ( biografi),
Melihat Wajah Iblis (agama), Nasihat dari Ahli
Surga (agama), Tokoh Tokoh Mashur Dunia Is
lam ( biografi), Bahkan Tuhanpun Kagum
(agama), Cinta Sania (cerpen), Bukan jaman Siti
Nurbaya (Agama).
Dalam buku ini saya sengaja membuat judul
cukup kontroversial.• Kyai menang togel, kok
bisa? Padahal mereka adalah orang alim. Mungkin
begitu sanggah masyarakat. Namun kita harus
percaya bahwa orang baik tidak bisa dinilai
luarnya saja. Melalui humoria ini saya ingin
membuka kesadaran bersama bahwa kita jangan
terpancing oleh "kebaikan-kebaikan" yang
nampak. Sebab, hanya Allahlah Yang Maha Tahu!
Apalagi kalau yang m e lakukan kyai, kita
umumnya terpesona, seolah-olah mereka orang
yang benar-benar baik. Memang, ada yang seperti
itu, namun tidak sedikit yang salah sangka. Sekali
lagi, Allahlah Yang Maha Tahu. Jangan terpesona
oleh kebaikan seseorang, apalagi kebaikan diri
sendiri. Sebab, semua kebaikan datangnya dari
Allah, bukan dari manusia. Yang penting dalam
berbuat amal adalah hati yang lurus (ikhlas) dan
sesuai dengan syariat-Nya. Tidak harus mendapat
pengakuan orang lain. Benar, nggak!
sumber:http://baca-novelnya.blogspot.co.id
No comments:
Post a Comment